Pemerintah Lakukan Efisiensi, Ini Strategi Bisnis DGU Agar Hotel dan Mall Tetap Cuan Tahun Ini
JATIMPEDIA, Gresik – Pemerintah sudah menerbitkan regulasi terkait efisiensi anggaran. Kebijakan ini tentu berimbas pada sektor swasta seperti bisnis hotel dan mall. Bahkan PHRI meramalkan pendapatan perhotelan bakal terkoreksi hingga 30 persen akibat kebijakan tersebut.
Namun demikian PT Dharma Graha Utama (DGU) pengelola Gresmall dan Aston Gresik tetap optimis bisa melalui tantangan efisiensi anggaran pemerintah dengan sejumlah strategi bisnis
Dirut Dharma Graha Utama (DGU) Erwin H.Poedjono menuturkan, menghadapi tahun 2025 pihaknya berusaha melakukan inovasi dan kreasi untuk membuka market baru. Selain itu dia menekankan kepada jajaran Gresmall dan Aston Gresik untuk meningkatkan kenyamanan, dan kepuasan pelanggan sebagai kunci utama menuju pelayanan yang berkelanjutan.
“Kita akui kebijakan pemerintah pasti berimbas pada semua sektor terutama setor swasta yang bergerak di bidang perhotelan. Namun kita tentunya tidak berpangku tangan menerima itu sebagai masalah. Justru ini kami anggap sebagai tantangan bagaimana kita busa survive. Toh 2020-2021 hingga punya pengalaman bisa lolos dari pandemi covid dengan sejumlah strategi. Nah strategi itulah yang akan kami lakukan tahun ini,” kata Erwin didampingi Ipam, General Manager Hotel Aston Gresik dan Erich, GM Gressmall.
Menurut Ipam, GM Aston Gresik pihaknya akan memperbanyak paket makanan dan minuman atau F&B untuk bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Kemudian untuk paket kamar pihaknya memperluas jangkauan tamu yang tadinya fokus ke government dan korporasi, kini Aston melirik wisatawan.
“Gresik kan memiliki dua wisata sejarah besar yakni makam Sunan Giri dan Malik Ibrahim, maka peziarah dari makam ini kami gaet. Kemudian untuk korporasi kami akan membuka kegiatan hiburan yang masih relevan dengan konsep Kota Santr Gresik, untuk menghadirkan tamu tamu dari korporasi khususnya para ekspatriat,” terang Ipam.
Di tempat yang sama GM Gressmall, Erich mengungkapkan hingga kini tingkat keterisian (okupansi) tenant-tenant di Gress Mall tidak ada yang bergeser (pull out). Semua masih bertahan dan bahkan berkembang.
“Hingga saat ini keterpenuhan tenant di Gress Mall sekitar 95 persen dan kami akan terus berupaya meningkatkan hingga 100 persen. Pengunjung banyak dari Gresik, Lamongan, dan Tuban,” katanya.
Menurutnya, Gresik merupakan kota industri dan wisata religi yang saat ini peningkatannya cukup pesat. Konidisi ini jadi target pasar tersendiri bagi Gress Mall dan Aston Gresik Hotel.
“Saat ini kami tengah melakukan kajian-kajian studi bisnis yang harus diuji dan tidak boleh salah. Sebab, kami masih ada lahan yang memungkinkan untuk pengembangan bisnis kami,” katanya.
Bahkan menurutnya, manajemen siap mengembangkan bisnis selain perhotelan dan pasar perbelanjaan karena berdasarkan kajian menunjukkan potensi pasar itu ada.
Pihaknya juga berkomitmen menjadi penguasa pasar (market leader) di Kabupaten Gresik dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan Pemkab Gresik. (eka)