Pakar Epidemiologi UNAIR Jelaskan Karakteristik dan Pencegahan Human Metapneumovirus (HMPV)
JATIMPEDIA, Surabaya – Human Metapneumovirus (HMPV) belakangan ini menjadi perhatian dunia medis, terutama setelah beberapa negara, termasuk Indonesia, melaporkan kasus infeksi pada anak-anak. Menanggapi hal tersebut, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. dr. Muhammad Atoillah Isfandiari MKes, mengungkapkan karakteristik HMPV dan langkah-langkah pencegahan yang perlu diperhatikan masyarakat.
Ato’ menjelaskan bahwa HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, yang serupa dengan virus campak dan gondong. Meskipun memiliki kesamaan dalam cara penularannya melalui saluran napas, HMPV tidak menyebabkan gejala parah kecuali pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. “HMPV tidak memiliki potensi fatal yang sama seperti SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19,” ujarnya.
Kasus HMPV biasanya ditemukan secara rutin, terutama di negara dengan sistem surveilans genomik yang baik. Ato’ menambahkan bahwa meskipun tingkat kematian akibat HMPV sangat rendah, kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia harus lebih waspada terhadap virus ini. “Pada anak-anak dan lansia, risiko virus ini menyebabkan radang paru atau pneumonia lebih tinggi, yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit,” jelasnya.
Ato’ juga mengingatkan tentang pentingnya langkah pencegahan penularan, seperti menghindari kontak dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam. Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk memakai masker di tempat ramai, menjaga jarak, serta memperhatikan pola tidur dan konsumsi protein yang cukup.
Dalam konteks Indonesia, Ato’ menyebutkan tingginya mobilitas internasional sebagai faktor yang memengaruhi penyebaran HMPV. Oleh karena itu, surveilans dan sistem pelaporan Influenza-like Illness (ILI) dapat menjadi alat deteksi dini yang penting, meskipun tidak spesifik untuk HMPV.
Meskipun potensi HMPV menjadi wabah global masih ada, Ato’ menekankan bahwa hingga saat ini, virus ini belum menunjukkan ancaman yang serius dari segi tingkat kematian. “Masyarakat harus tetap waspada dan meningkatkan kesadaran untuk deteksi dini dan pencegahan,” pungkasnya.(ind)