OJK RI Pilih Desa Dolokgede Kabupaten Bojonegoro Jadi Ekosistem Keuangan Inklusif

JATIMPEDIA, Bojonegoro – Tahun 2024, program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) diimplementasikan di 44 wilayah desa di bawah koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan melibatkan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di daerah, Kementerian/Lembaga terkait dan Lembaga Jasa Keuangan. Di Jatim program ini salah satunya diimplementasikan di Desa Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa dalam keterangannya, Senin (5/8/2024) mengatakan, kegiatan Kick Off EKI juga dikolaborasikan dengan Festival Medhayoh dengan judul “Medhayoh Financial Festival” yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangka meningkatkan roda perekonomian melalui pemberdayaan UMKM lokal di Desa Dolokgede dengan bentuk kegiatan seperti pertunjukan seni, kuliner tradisional, dan kegiatan lainnya yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Dikatakannya, OJK terus meningkatkan inklusi keuangan khususnya di wilayah perdesaan melalui program (EKI) untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa Dolokgede memiliki sektor unggulan di bidang pertanian produktif dan infrastruktur olahraga yang memadai, sehingga berpotensi menciptakan destinasi wisata berbasis edusport di Kabupaten Bojonegoro. Salah satu program ungglan EKI di Desa Dolokgede yaitu Program “Desaku Cakap Keuangan”, yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat di pedesaan tentang lembaga, produk, dan layanan keuangan melalui pelatihan dan edukasi kepada para perangkat desa dan seluruh masyarakat desa.

Baca Juga  Sampai Oktober, Penyidik OJK Tuntaskan 131 Perkara Jasa Keuangan

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam sambutannya pada acara Kick Off EKI di Wilayah Perdesaan Tahun 2024 di Desa Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (3/8/2024) menyampaikan, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi nasional adalah kekuatan potensi domestik yaitu pertumbuhan ekonomi daerah. Tentu dengan menopang seluruh perekonomian di daerah adalah di tingkat desa,” kata Mahendra.

Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan bahwa sejak tahun lalu, 35 Kantor OJK Daerah telah diberikan tugas tambahan yaitu menginventarisasi, memetakan, dan mendukung pertumbuhan serta optimalisasi sektor dan industri unggulan di setiap provinsi secara menyeluruh sampai tingkat kabupaten dan kota. “Sedangkan, untuk wilayah desa, disambut dengan program EKI sehingga partisipasi dan manfaatnya dirasakan secara lebih menyeluruh. Untuk itu, kami bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah,” jelas Mahendra.

Baca Juga  Kinerja Positif Bank UMKM Jatim, Nilai Aset Bertambah Rp 3,32 Triliun

Hadir pada acara tersebut Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT dan Daerah merangkap Plt. Kepala Kantor OJK Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi, Pj Bupati Kabupaten Bojonegoro Adriyanto, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur M.Noor Nugroho, serta pimpinan perwakilan Lembaga Jasa Keuangan.

Pratikno dalam sambutannya mengapresiasi inisiasi OJK atas upaya membuat mesin pertumbuhan ekonomi yang menggerakan ekonomi masyarakat di Desa Dolokgede. “Desa kami ini cukup kaya. Di sini dulu ada beberapa lahan tembakau yang memproduksi cerutu ekspor, jadi cukup makmur di sini, tapi kemudian mengalami degradasi. Jadi, kami memang perlu membuat mesin-mesin baru untuk menumbuhkan potensi di sini,” terang Pratikno.

Baca Juga  Pemerintah Bakal Naikkan Tarif Listrik 3.500 Watt Keatas

Dalam Kick Off EKI dimaksud, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa inisiasi EKI di dalamnya mencakup program Desaku Cakap Keuangan yang menjabarkan upaya OJK menumbuhkan sumber ekonomi baru di wilayah Indonesia, utamanya untuk wilayah perdesaan di Indonesia.

“Kami sudah menginisiasi sebanyak 36 EKI yang alhamdulillah secara hasil sudah berdampak pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, terutama bagaimana membuat masyarakat memilih akses keuangan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui salah satunya adalah pemberdayaan UMKM di perdesaan,” kata Friderica.

Friderica juga menyampaikan capaian program EKI dari sisi inklusi keuangan antara lain: Pembukaan rekening tabungan (reguler, pelajar, emas) lebih dari 8.000 rekening; Penyaluran kredit/pembiayaan kepada lebih dari 1.500 debitur; Penambahan titik akses keuangan melalui agen Laku Pandai dan fasilitasi sistem pembayaran QRIS; 500 kegiatan edukasi keuangan/pendampingan kepada masyarakat desa. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *