MyPertamina Jadi Target Hacker Bjorka, Pertamina Pastikan Standar Keamanan Diterapkan
Jakarta, JP – Data aplikasi MyPertamina mendapat ancaman hendak dibobol hacker anoymus Bjorka. Akun Bjorka menyatakan bakal mempublikasikan data yang terdapat di aplikasi MyPertamina. Hal tersebut disampaikan pada forum breached.to.
Bjorka menyatakan, publikasi data tersebut untuk mendukung rakyat Indonesia yang tengah berdemo menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
“To support people who are struggling by holding demonstrations in Indonesia regarding the price of fuel oil. I will publish MyPertamina database soon,” tulis akun Bjorka di grup Telegram yang dibuatnya.
Tangkapan layar pesan tersebut tersebar dan ramai diperbincangkan warganet hingga akhirnya sempat merajai trending topic di media sosial di Twitter pada Sabtu, 10 September 2022.
Terkait hal ini, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memastikan bahwa pihaknya sangat memperhatikan keamanan data konsumen.
“Kami telah menerapkan standar keamanan informasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung pengamanan data,” ujar Irto seperti dilansir, Minggu (11/9/2022).
Irto menyatakan, Pertamina telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menjaga keamanan data, khususnya data pendaftar Program Subsidi Tepat.
Sebelumnya, akun tersebut telah beberapa kali mengungkapkan kebocoran data. Di antaranya dugaan kebocoran data hasil registrasi ulang SIM Card.
Bjorka mengklaim telah mengantongi 1.304.401.300 atau sekitar 1,3 miliar data registrasi SIM Card atau sebanyak 87 GB yang berisi nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, operator seluler yang digunakan dan tanggal penggunaan.
Data tersebut juga diduga telah diperjualbelikan di salah satu situs hacker. Akun hacker tersebut itu juga mengaku telah membagikan 2 juta data sampel yang telah dikumpulkan dari 2017 hingga 2020.
Sejumlah nama operator telekomunikasi terungkap dalam data yang ditampilkan Bjorka, yaitu Telkomsel, Indosat, Tri, XL, dan Smartfren. Baik Kementerian Kominfo dan para operator telekomunikasi yang disebutkan kompak membantah kecolongan miliaran data tersebut.
Kemudian akun hacker ini mengaku telah membocorkan ribuan dokumen surat menyurat yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bjorka kembali mengunggahnya di situs breached.to hingga ramai di media sosial.
Di situs tersebut, akun hacker ini mempublikasikan beberapa dokumen surat menyurat pada periode 2019-2021. Dokumen tersebut disebut dikirimkan ke Jokowi. “Termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia,” tulis akun Bjorka dalam situs tersebut.
Bjorka mengklaim telah mengantongi 679.180 dokumen berukuran 40 MB dalam kondisi terkompres dan 189 belum dikompres. Beberapa contoh dokumen yang dibocorkan juga ikut dipublikasikan oleh Bjorka dalam situs breached.to. (raf)