KLH Bersama UB Maksimalkan Rehabilitasi Mangrove Laut
JATIMPEDIA, Malang – Kementerian Lingkungan Hidup menggandeng Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur dalam upaya untuk memaksimalkan proses rehabilitasi di 600 ribu hektare lahan mangrove yang ada di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq di Kota Malang, Sabtu, mengatakan pelibatan pihak universitas agar pelaksanaan rehabilitasi ratusan ribu hektare lahan mangrove berjalan tepat dan cepat.
“Saya menginginkan semua pihak mendukung dan project sudah jalan, kehadiran Universitas Brawijaya dengan segala portofolionya kami minta untuk mengawal supaya wujud penanganan 600 ribu hektar yang potensial se-Indonesia jelas,” kata Hanif.
Hanif menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengenai pelibatan universitas dalam merealisasikan target rehabilitasi di 600 ribu lahan mangrove yang ada.
“Sehingga dengan langkah ini memberikan dampak yang baik bagi lingkungan kita, tanpa mengurangi muatan sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Kehadiran pihak kampus, lanjutnya, akan memberikan penguatan pada langkah pelaksanaan kebijakan di tubuh Kementerian Lingkungan Hidup.
“Kami sudah bekerja sama dengan Pak Satryo (Mendiktisaintek) untuk mengambil langkah kebijakan yang ada di instrumen lingkungan hidup. Kami percaya Universitas Brawijaya mampu memberikan muatan lebih,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo mengatakan sepenuhnya mendukung kebijakan pelaksanaan rehabilitasi 600 ribu hektare lahan mangrove yang dijalankan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
“Kami melakukan riset di bidang lingkungan hidup dan pelesatriannya, juga meningkatkan carbon stock di Indonesia. Kerja sama antara kementerian lingkungan hidup, Kemendiktisaintek, dan universitas ini sangat bagus sekali,” kata Prof Widodo.
Bentuk dukungan itu, salah satunya adalah dengan membantu suplai data yang didasari dari hasil riset oleh pihak Universitas Brawijaya.
“Kami ikut membantu memberikan data-data scientific sehingga melaksanakan risetnya,” ujar dia.
Prof Widodo menyatakan riset yang dilakukan oleh pihaknya akan mulai dilaksanakan pada tahun 2025.
“Saya rasa tahun depan bisa dimulai untuk arah-arah risetnya,” katanya. (sat)