Kinerja IHSG Sepanjang 2024 Turun 3,25 Persen
JATIMPEDIA, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024 menghadapi tantangan yang tidak ringan. Sehingga beberapa kinerjanya mengalami penurunan cukup drastis seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Demikian dikatakan Direktur Utama BEI, Iman Rachman, pada peresmian penutupan perdagangan 2024, Senin (30/12/2014). “IHSG hingga 27 Desember 2024 turun 3,25 persen ke level 7.026,57 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp12.264 triliun,” ujarnya.
Kinerja IHSG hanya berada di atas bursa saham negara-negara seperti Meksiko yang turun 14,11 persen. Kemudian bursa efek Brasil yang turun 10,37 persen dan bursa Korea Selatan yang turun 9,43 persen.
Namun, IHSG pernah mencapai level tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 19 September 2024. “Saat itu IHSG mencapai level 7.905 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.200 triliun,” ucap Iman.
Pencatatan saham baru pada 2024 sebanyak 41 emiten, turun dibandingkan tahun sebelumnya dan terendah sejak 2019. Pada 2023, pencatatan saham baru di BEI mencapai 79 emiten yang merupakan tertinggi sejak 2019.
Sehingga total perusahaan tercatat di BEI hingga 27 Desember 2024 sebanyak 943 perusahaan. “Namun di pipeline masih ada 21 calon perusahaan tercatat,” ujar Iman.
Sementara total investor mencapai 14,8 juta, atau bertambah sekitar 2,5 juta investor dibandingkan 2023. BEI menargetkan penambahan dua juta investor lagi pada tahun depan.
Rerata nilai transaksi harian saham tumbuh 20 persen pada 2024 sebesar Rp 12,85 triliun. Sedangkan rerata nilai transaksi surat utang tumbuh 51,9 persen sebesar Rp1,04 triliun.
Total nilai transaksi non-saham tercatat sebesar Rp4,38 triliun, turun dibandingkan 2023 yang mencapai Rp8,9 triliun. Dari nilai transaksi non-saham, sebesar Rp1,08 triliun merupakan transaksi produk derivatif Single Stock Futures (SSF).
Iman menegaskan BEI akan terus bertransformasi menjadi bursa multi-asset exchange dengan mengembangkan potensi pasar lain. Salah satunya adalah Bursa Karbon yang diluncurkan pada tahun lalu.
Namun total transaksi karbon pada 2024 tercatat sebesar Rp19,3 miliar. Ini berarti penurunan cukup tajam dibandingkan pada 2023 yang mencapai Rp30,9 miliar.
Selain menambah dua juta investor baru, BEI menargetkan rerata nilai transaksi saham sebesar Rp13,5 triliun per hari. Selain itu berharap terjadinya 407 pencatatan efek baru, di antaranya 66 dari emiten baru. (cin)