Kenapa Harga Pertalite Tidak Turun ? Ini Jawaban Pertamina

Jakarta,JP – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga jual jenis bahan bakar umum (JBU) atau BBM non subsidi.

Jenis BBM yang dimaksud yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Perta Dex.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, harga BBM nonsubsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak, yang merujuk Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya,” kata Irto dikutip dari keterangannya, Sabtu (1/10).

“Berdasarkan perhitungan, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penyesuaian turun harga, sedangkan untuk produk Gasoil (diesel) Dexlite dan Perta Dex penyesuaiannya naik harga. Seluruh penyesuaian harga berlaku mulai tanggal 1 Oktober,” imbuhnya.

Baca Juga  SKK Migas Komitmen Dorong Peningkatan TKDN di Hulu Migas

Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 14.950 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 13.900.

Kemudian untuk Pertamax Turbo dibanderol sebesar Rp14.950 per liter, Dexlite senilai Rp17.800 per liter, dan harga Pertamina Dex menjadi Rp18.100 per liter.

Harga Pertalite Tak Turun

Irto juga menegaskan, untuk harga Pertalite tidak mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan Pertalite merupakan BBM bersubsidi, yang harga jualnya diatur oleh Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Pertamina hanya operator. Untuk harga jual BBM Subsidi (Pertalite), harus melalui penentuan harga oleh Regulator,” sebut Irto.

Sebelumnya, pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyebut, BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar, dinilai tidak akan mengalami penurunan.

Baca Juga  Kata Pertamina, 60 Persen BBM Subsidi Dinikmati Orang Kaya

Hal tersebut lantaran harga Pertalite dan Solar yang saat ini dijual di SPBU Pertamina masih berada di bawah harga keekonomian.

Ditambah lagi, perhitungan harga BBM subsidi harus dihitung secara detail, agar tak berdampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Untuk BBM subsidi saya lihat belum ada kemungkinan penurunan, karena memang harganya masih dibawah keekonomian dari saat ini yang dijual,” pungkasnya. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *