KemenKop Gandeng Bulog Serap Komoditas Koperasi
JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Koperasi (KemenKop) dan Perum Bulog berencana melakukan sinergi dan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan. Nantinya produk pangan yang diproduksi oleh koperasi seperti beras, jagung, daging, hingga kedelai, akan diserap Bulog.
Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi mengatakan, rencana kerjasama ini akan segera dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman. Diharapkan dengan kesepakatan yang terjalin koperasi akan semakin berkembang dan disisi lain ketersediaan bahan pangan di pasar tetap terjaga.
“Jadi, keterlibatan koperasi di dalam kerja sama ini diharapkan semakin meningkatkan semangat masyarakat untuk berkoperasi. Dan akan melibatkan Koperasi yang bergerak di sektor pangan,” kata Budi Arie di Kantor KemenKop, Jakarta.
Koperasi-koperasi yang akan dilibatkan dalam kerja sama juga beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan dilakukan revitalisasi. Dengan sumber daya Bulog yaitu jumlah gudang mencapai 1.596 unit dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, diyakini bakal mendorong peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Secara tidak langsung koperasi juga dapat berperan sebagai stabilitator harga pangan di pasar yang sering mengalami fluktuasi.
Menurutnya, dengan keterlibatan koperasi dalam membangun ekosistem pangan ini adalah bagaimana memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Tidak dipungkiri, ada beberapa koperasi yang salah kelola oleh pengurusnya sehingga memicu penurunan tingkat kepercayaan publik terhadap koperasi.
“Jadi dalam kerja sama ini koperasi harus untung tetapi tidak boleh fiktif, markup, dan tidak boleh menipu. Kita sadar bahwa koperasi menjadi alat yang baik untuk meningkatkan itu (keuntungan),” ucap Budi Arie.
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono berkeyakinan skema kerja sama ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan kapasitas gudang yang mencapai 4 juta ton, Perum Bulog akan mampu menyerap banyak komoditas hasil petani anggota koperasi.
“Melalui kerja sama ini kita ingin saling menguntungkan, dengan begitu perputaran ekonomi di koperasi akan bergerak. Bulog tidak bergerak sendirian dan di sini ada koperasi sehingga saling mengontrol,” kata Wahyu.
Pihaknya berkomitmen akan terus memaksimalkan peluang untuk menjaga harga jual komoditas di tingkat petani tetap di atas harga pasar. Dengan jaminan harga yang lebih baik diharapkan bisa mendorong kesejahteraan petani.
“Jadi kalau BUMN (Perum Bulog) sudah kerjasama dengan (Kementerian Koperasi) pasti akan luar biasa. Saat ini konsep kerjasama sudah selesai,” kata dia. (raf)