Kebijakan Murur Saat Armuzna Mampu Tekan Jamaah Haji Sakit
JATIMPEDIA, Jakarta – Kemenag RI melalui PPIH mengaku, kebijakan Murur (melintas di Muzdalifah) berhasil menekan angka sakit jemaah haji Indonesia 2024. Terutama, ketika para jemaah Indonesia seusai melakukan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Kebijakan Murur pada pergerakan jemaah saat puncak haji dari Arafah ke Muzdalifah, lalu Mina (Armuza), berdampak positif. Dengan berkurangnya jamaah kelelahan pasca-Armuzna dibanding tahun lalu,” kata anggota Media Center Haji (MCH) Kemenag Widi Dwinanda dalam ketetangan persnya, di Jakarta, dikutip Senin (1/7/2024).
Widi mengungkapkan, jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menurun dibanding tahun sebelumnya. Semua itu berkat Murur, yakni mabit (bermalam) dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah.
“Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan). Lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina,” ucapnya.
Selama puncak haji 2024, Widi menuturkan, jamaah haji sakit yang disafariwukufkan berjumlah 53 orang. Angka tersebut, sangat turun drastis jika dibandongkan pada tahun 2023 lalu.
“Menurun cukup banyak dibanding tahun 2023 berjumlah 238 orang. Untuk membawa jamaah ke Arafah, dibutuhkan 15 bus, dengan enam bus di antaranya khusus untuk jamaah yang harus berbaring,” ujarnya. (cin)