Investasi Sektor UMKM di Semester I-2024 Tembus 127 Triliun
JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi dari jenis Usaha Mikro Kecil (UMKM) selama semester I-2024 mencapai Rp 127 triliun. Nilai ini terbagi dalam realisasi investasi usaha mikro sebesar Rp 72,2 triliun dan usaha kecil sebesar Rp 54,8 triliun.
“Untuk UMK dari Januari sampai Juni 2024 total yang masuk 2,4 juta proyek dengan nilai investasi Rp 127 triliun,” ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers realisasi investasi kuartal I dan semester I-2024 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM pada Senin (29/7/2024).
Bila dirinci, total proyek UMK yang tercatat pada semester I-2024 adalah 2,4 juta proyek yang terbagi dalam 2,2 juta proyek usaha mikro dan 204,4 ribu proyek usaha kecil. Dengan realisasi investasi tersebut jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 4,6 juta orang. Angka ini terbagi dalam 778,1 ribu tenaga kerja di usaha mikro dan 3,91 juta tenaga kerja di usaha kecil.
“Mereka ini penyerapan tenaga kerjanya luar biasa,” terang Bahlil.
Dia bilang, meskipun menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar tetapi saat ini pelaku UMK belum mendapatkan pembiayaan yang memadai. Dari porsi kredit perbankan sebesar Rp 6.300 triliun, UMKM hanya menerima 18% dari jumlah tersebut.
Menurut Bahlil, bila peran pembiayaan ditambah, maka akan memompa dampak lebih jauh kinerja UMKM terhadap perekonomian nasional.
“Makanya saya sedang berpikir, kadang-kadang kita ini gak adil sama UMK terutama dalam modal. Jadi kalau modalnya kita tambah lagi, bisa difasilitasi perbankan maka ini jadi instrumen yang paling bagus untuk penciptaan lapangan pekerjaan,” tutur Bahlil.
Lima besar sektor yang memiliki peran UMK besar adalah perdagangan dan reparasi dengan nilai investasi Rp 46,5 triliun (994.149 proyek); jasa lainya dengan nilai investasi Rp 24,8 triliun (234.552 proyek); hotel dan restoran dengan nilai investasi Rp 13 triliun (48.040 proyek); dan konstruksi dengan nilai investasi Rp 11,9 triliun (64.246 Proyek); serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan dengan nilai investasi Rp 7 triliun (106.302 proyek).
Dia mengatakan saat ini UMKM berperan terhadap 60% dari produk domestik bruto dan memberikan kontribusi hingga 99,9% ke lapangan usaha. Dalam hal ini diperlukan sinergi antara pelaku usaha besar dan kecil agar meningkatkan daya gedor UMKM ke perekonomian nasional.
“Ke depan saya pikir kolaborasi dengan UMKM harus kita lakukan Makanya di Kementerian Investasi punya peraturan menteri untuk setiap investor yang masuk wajib kolaborasi dengan pengusaha daerah atau UMKM,” kata Bahlil.
Lima besar lokasi dengan nilai investasi UMK terbesar adalah Jawa Barat dengan nilai investasi Rp 22,1 triliun (492.889 proyek); DKI Jakarta dengan nilai investasi Rp 14,9 triliun (169.893 proyek); Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 14,2 triliun (360.395 proyek); Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp 9,6 triliun (214.946 proyek); dan Banten dengan nilai investasi Rp 8,9 triliun (113.576 proyek).(cin)