Investasi di Kabupaten Gresik di Semester II-2025 Tembus Rp 16,4 triliun

JATIMPEDIA, Gresik – Kabupaten Gresik hingga kini masih menjadi magnet investasi bagi Jawa Timur maupun nasional. Pada semester pertama tahun 2025, realisasi investasi di Kabupaten Gresik menembus angka Rp 16,141 triliun. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memberi kontribusi 51,1 persen dari realisasi investasi, sementara Penanamn Modal Asing (PMA) tercatat 41,9 persen.

Tingginya angka investasi di Kabupaten Gresik salahsatunya karena andil kawasan industri Java Industry Integrated Port Estate (JIIPE) yang berada di Kecamatan Manyar. Sejumlah industri PMA maupun PMDN tercatat menanamkan investasi dengan nilai diatas Rp 1 triliun. Salahsatunya Golden Elephant, PMA asal Tiongkok yang menandatangani kesepakatan membangun pabrik di JIIPE senilai 600 juta dolar AS pada April 2025.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Gresik Reza Pahlevi, mengungkapkan bahwa capaian ini tak hanya menjadi angka di atas kertas, tapi juga bukti nyata bahwa iklim investasi di Kabupaten Gresik tetap menjanjikan. “Kinerja investasi kita masih on track, bahkan melampaui target triwulanan,” jelasnya, Jumat (22/8).

Dikatakan investasi besar di Gresik pada triwulan II-2025  didasarkan atas tiga sektor utama. Masing-masing sektor primer sebesar Rp 4,4 triliun  (27%), kemudian sektor sekunder sebesar Rp  7,5 triliun (49,9%) serta sektor tersier mencapai Rp 4,09 triliun (25%).

Baca Juga  Relawan Ecco Enzym Binaan Smelting di Gresik Bantu Peternak Sapi Lakukan Disinfeksi Wabah Kuku Mulut

Reza Pahlevi menyebutkan sektor pertambangan masih mendominasi penamaman modal yang masuk di semester I-2025 dengan nilai mencapai Rp 4,4 triliun. Disusul kemudian sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 2,4 triliun.  Sementara industri mineral dan logam terdapat investasi sebesar Rp 2,1 triliun, kemudian industri makanan sebesar Rp 1,7 triliun.

Dua sektor lainnya yang menyumbang besarnya penanaman modal adalah industri farmasi kimia sebesar Rp 1,6 triliun serta industri logam dasar sebesar Rp 1,2 triliun. “Kami akui investasi yang masuk sebagianbesar membangun industrinya di kawasan KEK Gresik di JIIPE. Di sana ada komitmen pembangunan sejumlah industri besar seperti Golden Elephant, yang mengikatkan perjanjian dengan PT BKMS selaku pengelola JIIPE sebesar 600 juta dolar AS

“Kinerja investasi yang menanjak ini tak lepas dari terjaganya stabilitas sosial, keamanan, serta dukungan pemerintah daerah yang menjamin kepastian berusaha,” terang Reza Pahlevi.

Dikatakan, pihaknya akan terus mendorong kemudahan berinvestasi dan mendampingi pelaku usaha dalam menjalankan proyeknya. Dengan tren positif ini, Kabupaten Gresik tak hanya sekadar menjadi tujuan investasi, tapi juga rumah baru bagi ribuan pekerja lokal.

Baca Juga  Petrokimia Raih 4 Penghargaan Anugerah Humas Indonesia

Sebuah langkah strategis yang bukan hanya memperkuat ekonomi daerah, tetapi juga memperluas pemerataan kesejahteraan masyarakat. Upaya lainnya adalah dengan mengintensifkan kepatuhan pelaku usaha dalam menyampaikan realisasi investasi melalui laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) dengan melaksanakan kegiatan pengawasan penanaman modal.

Kemudian memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis tata cara penyampaian laporan kegiatan penanaman modal (LKPM), melaksanakan fasilitasi dan pendampingan pengisian laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) on the spot dengan cara jemput bola di kawasan pergudangan, asosiasi, maupun kelompok/grup perkumpulan perusahaan.

Tidak lupa, imbuh Reza,  jajarannya senantiasa mengingatkan pelaku usaha untuk menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) pada waktunya, dengan cara memberikan notifikasi via Whatsapp kepada pelaku usaha melalui aplikasi Sinopel.

“Kami juga menyusun peta potensi dan peluang investasi sekaligus mempromosikan Gresik secara masif dan inovatif. Kemudian memberikan insentif PM (Perbup 80/23) serta. Meningkatkan kemitraan usaha antara UMKM dan Usaha Besar,” jelas Reza.

Dikatakan, Pemerintah Kabupaten Gresik berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya investasi yang berkelanjutan dan inklusif, dengan harapan kerjasama yang erat antara pemerintah dan dunia usaha dapat semakin kuat, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif dan ramah investasi.

Baca Juga  Bersama 31 BUMN, SIG Gelar Pelatihan Bisnis Terapan Diikuti 26 Pondok Pesantren di Jawa Timur

“Harapannya agar kolaborasi dan sinergitas antara Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik, dengan pelaku usaha besar maupun pelaku usaha kecil dan menengah makin erat terjalin. Dengan adanya kolaborasi yang erat ini, kita juga ingin agar UMKM kita bisa naik kelas,” terangnya.

Ketua DPRD Gresik, Syahrul Munir berharap tingginya investasi ini bisa menggenjot pendapatan asli daerah (PAD). PAD Gresik tahun 2025 diproyeksikan Rp1,597 triliun.

Menurutnya kenaikan PAD setiap tahunnya belum signifikan. Karena itu, DPRD belum bisa menaikkan belanja pembangunan secara signifikan saat pembahasan APBD, meski banyak program menunggu penanganan. “Kenaikan PAD Gresik rata-rata setahun Rp50-100 miliar,” ujar Syahrul.

PAD Gresik pada APBD 2025 diproyeksikan mencapai Rp1,568 triliun. Kemudian, pada APBD-Perubahan 2025 diproyeksikan naik menjadi Rp1,610 triliun, dengan postur APBD-P 2025 diproyeksikan Rp3,9 triliun.

“Kami minta optimalisasi sektor pendapatan, baik dari pajak maupun retribusi terus ditingkatkan untuk mendongkrak PAD,” pungkas Syahrul. (ind)