Ini Upaya Pemkot Madiun Kendalikan Inflasi 2025

JATIMPEDIA, Madiun – Kota Madiun pernah mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, yaitu mulai bulan Mei hingga September. Kemudian, terjadi daya beli masyarakat pada bulan berikutnya, yaitu Oktober hingga Desember 2024. Pada akhir tahun 2024, Kota Madiun berhasil menangani daya beli dan distribusi perdagangan dengan baik.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun, Ansar Rasidi mengatakan hampir tidak ada keluhan dari masyarakat terutama terkait dengan keterjangkauan dan ketersediaan. “Dua faktor indikator inilah yang menjadi dasar Dinas Perdagangan untuk mengukur bagaimana masyarakat terpenuhi kebutuhan pokoknya, dengan kekuatan daya beli yang memadai,” kata Ansar, Rabu (22/1/2025).

Penanganan inflasi yang dilakukan dengan baik di tahun 2024, dengan menggunakan program-program yang diberlakukan di masyarakat. Ansar menuturkan, program khusus tersebut diantaranya, warung tekan inflasi (Wartek). “Ada enam titik yang sudah ditentukan untuk menjadi spot warung tekan inflasi ini, yang strategis untuk melayani masyarakat dari berbagai wilayah,”tuturnya. Selain itu, tersedia dua pasar pantau yaitu di Pasar Besar dan Pasar Sleko Kota Madiun yang juga tersedia warung tekan inflasi dan toko acuan.

Baca Juga  Mendag Usul HET MinyaKita Naik Jadi Rp15.700 per liter

Ansar menjelaskan bahwa toko acuan, tidak menggunakan subsidi. “Disana itu hanya untuk menghindari pergerakan harga yang tidak terkendali. Sehingga kita menyediakan barang dengan harga yang standart,” jelasnya. Sementara itu, pendistribusian barang juga menjadi fokus Pemkot Madiun untuk memastikan ketersediaan barang di masyarakat. Distribusi dari Gunung Kidul Yogyakarta, Brebes Jawa Tengah, Nganjuk, serta Kabupaten Blitar. Sehingga dengan adanya sentra produksi yang sudah bekerja sama, apabila ada keterbatasan stok, kendala akan mudah teratasi.

Untuk memacu sinergisitas masyarakat dalam menjaga stabilitas harga, Ansar mengungkapkan program P2L dirasa mampu mengatasinya. “Program P2L ini yaitu menanam beberapa kebutuhan pokok, cabe, bawang, jahe, sayuran dan sebagainya di kelompok-kelompok rumah tangga, untuk menekan harga di pasar. Karena daya beli akan tertunda di pasar jika mereka memetik dari hasil perkebunan di masing-masing kelompok,”ungkapnya.

Baca Juga  Pemkot Madiun Raih Tiga Penghargaan Top BUMD Awards 2024

Apabila tersedia komoditas di rumah tangganya sendiri paling tidak membantu menekan perbelanjaan di pasar. Memang tidak akan semua melakukan program P2L di semua kelompok,namun di Kota Madiun merupakan suatu pengaruh baik program Dinas Perdagangan ataupun Pertanian.

Penerapan kembali program yang sudah dilakukan di 2024 ke 2025 terus dilakukan. Ansar berpesan pada masyarakat bahwa saat ini sedang musim hujan , sehingga beberapa distribusi akan mengalami hambatan. Namun, Pemkot Madiun akan tetap memantau dan mengantisipasi sehingga di Madiun tidak terjadi kelangkaan komoditas dari sisi jumlah dengan harga yang lumrah atau stabil. “Kita akan menyediakan stok, sehingga pelaku usaha atau oknum tidak menaikkan harga dengan tidak bertanggungjawab,”pungkasnya. (sat)

Baca Juga  Kestabilan Energi Jadi Kunci Peningkatan Investasi di Jatim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *