Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Sidoarjo Selasa mengatakan kesiapan dalam menghadapi bencana alam membutuhkan kesigapan dan kecepatan respons dari semua pihak.
“Layanan respon cepat bebas pulsa 112 yang on call 24 jam dapat diakses warga Sidoarjo dalam menyampaikan informasi tentang adanya potensi bahaya bencana alam,” ujarnya.
Ia mengatakan, layanan 112 tersebut terhubung dengan semua organisasi perangkat daerah (OPD) terutama yang berkaitan dengan penanganan masalah sosial dan kebencanaan.
Pemkab Sidoarjo, kata dia, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) jauh-jauh hari sudah melakukan mitigasi bencana.
“Sidoarjo termasuk daerah yang berpotensi menghadapi bencana banjir rob dan angin puting beliung,” kata Gus Muhdlor, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan, pemetaan kawasan rawan bencana menjadi hal mutlak sebagai upaya pengurangan risiko.
“Menghadapi situasi itu, BPBD terus menjaga kewaspadaan dengan menyiagakan puluhan petugas tanggap bencana puluhan para relawan yang siap membantu,” ucapnya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menginstruksikan kepada jajarannya untuk siap bekerja 24 jam menghadapi musim penghujan disertai badai cuaca ekstrem.
“Langkah ini dilakukan sebagai mitigasi aksi tanggap bencana di 18 kecamatan,” tutur dia.
Menurutnya, tidak hanya BPBD saja yang diminta siap 24 jam karena ada Dinas Sosial yang membawahi Tagana, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air, dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

“Selain itu, pemangku wilayah, yaitu camat juga diperintahkan siap siaga 24 jam memantau situasi dan perkembangan cuaca di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Baca Juga  Sumenep Perketat Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi

Langkah-langkah kongkrit mitigasi yang dilakukan Bupati Sidoarjo bersama jajarannya itu di antaranya, melakukan pengerukan puluhan sungai. Total ada 86 sungai dan saluran air yang dikeruk.

“Menyiapkan belasan pompa air, seperti pompa di depan Lippo Mall siaga 24 jam. Kemudian pompa di Sungai Sidokare, Bluru, Perum Bumi Citra Fajar dan beberapa pompa lainnya,” katanya.
Upaya tindakan preventif, lanjut dia, yaitu dengan membuat peta rawan bencana, pengerukan saluran air atau sungai, memberikan penyuluhan kepada masyarakat, membentuk relawan tanggap bencana dan menyiagakan OPD terkait.

Sementara itu, Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito menjelaskan mitigasi bencana banjir dan angin puting beliung bisa dilakukan bersama-sama.

Masyarakat juga bisa mengantisipasi sejak dini untuk ikut mencegah dan mengurasi resiko. BPBD dengan puluhan relawan tanggap bencana yang tersebar di 18 kecamatan sudah dibekali mitigasi bencana.

Baca Juga  Pemkab Sidoarjo Percepat Normalisasi Sungai Purboyo
“Kami memiliki puluhan relawan yang sudah dibekali dengan mitigasi kebencanaan. Keberadaan para relawan ini membantu kecepatan dalam penanganan bencana,” tutur Dwijo. (rin)