Bisnis

Freeport dan STANIA Jalin Kerja Sama Pasokan Perak dan Timbal

JATIMPEDIA, Batam – Upaya Indonesia dalam memperkuat industri hilirisasi nasional semakin nyata. PT Freeport Indonesia resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak usaha dari Arsari Tambang, untuk memasok bahan baku berupa perak dan timbal.

Penandatanganan MoU ini dilakukan bertepatan dengan peresmian pabrik solder ramah lingkungan pertama di Indonesia milik STANIA, yang berlokasi di kawasan industri Tunas Prima, Batam, pada Kamis (10/7/2025).

Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa pihaknya akan memasok 10 ton perak dan 250 ton timbal setiap tahunnya ke STANIA. Kedua logam tersebut merupakan komponen penting dalam pembuatan produk solder.

Baca Juga  Tol Probolinggo-Gending Siap Dilintasi Mulai Maret 2023

“Selama ini, perak dan timbal yang kami hasilkan belum tentu terserap oleh industri dalam negeri. Dengan hadirnya STANIA, kita memiliki peluang besar untuk memperkuat hilirisasi nasional. Ini merupakan langkah penting yang harus kita dorong bersama,” ujar Tony.

Ia menambahkan bahwa volume pasokan akan disesuaikan secara bertahap mengikuti pertumbuhan kapasitas produksi STANIA. Harga bahan baku akan mengacu pada harga pasar global, yang saat ini berada di kisaran USD 30 per pon.

Pabrik STANIA dibangun di atas lahan seluas 6.500 meter persegi dengan kapasitas awal produksi mencapai 2.000 ton solder batangan per tahun. Ke depannya, fasilitas ini dirancang untuk dikembangkan hingga mampu memproduksi 16.000 ton per tahun, mencakup berbagai jenis produk seperti solder wire, powder, dan paste. Target pendapatan tahunan ditetapkan sebesar Rp 1 triliun.

Baca Juga  Pastikan MPLS Aman, Wabup Gresik Bu Min Sidak Sejumlah Sekolah

Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim S. Djojohadikusumo, menyebut kolaborasi ini sebagai tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian industri nasional, khususnya dalam hilirisasi berbasis timah di wilayah Kepulauan Riau.

“Meski secara skala pabrik ini tergolong kecil dibanding proyek lain yang pernah saya kerjakan, namun STANIA merupakan langkah strategis. Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing secara global, menciptakan nilai tambah, dan menghasilkan produk ekspor yang kompetitif,” ujar Hashim.

Ia juga menyampaikan bahwa STANIA siap memperluas kapasitas hingga delapan jalur produksi seiring meningkatnya permintaan pasar. Hashim mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun industri nasional tanpa terjebak pada sekat-sekat politik. (raf)

Baca Juga  Pupuk Indonesia Siap Salurkan Alokasi Pupuk Bersubsidi Mulai 1 Januari