Dukung MBG, Kadin Jatim Target 150 Lokasi Dapur
JATIMPEDIA, Surabaya – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menargetkan sebanyak 150 titik dapur untuk mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG) termasuk melalui partisipasi aktif sektor swasta.
“Program MBG merupakan salah satu program strategis nasional yang diamanatkan langsung kepada Kadin Indonesia oleh pemerintah pusat,” kata Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adek Dwi Putranto di Surabaya, Rabu.
Adek menuturkan salah satu upaya dalam mendorong terealisasinya target dapur MBG adalah dengan melaksanakan sosialisasi calon mitra termasuk perwakilan dunia usaha dan Kadin kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Wakil Ketua Umum Bidang Konstruksi Kadin Jatim M. Rizal menjelaskan pihaknya mulai membentuk kemitraan dengan pihak swasta sejak Februari dengan kegiatan operasional sudah berjalan sejak Januari 2025.
“Dapur MBG harus segera dibentuk di setiap desa untuk menjangkau anak-anak usia sekolah,” ujar Rizal.
Ketua Kordinator Satgas MBG Kadin Daerah Desi Arianti menyebutkan Jawa Timur hingga kini telah memiliki 708 titik dapur MBG dan ada penambahan 91 dapur baru pada Mei.
Jumlah itu akan bertambah dengan adanya target 150 dapur MBG dari Kadin Jatim yang sejauh ini tercatat Surabaya menjadi kota dengan pendaftar mitra terbanyak.
Desi mengatakan semua pihak boleh menjadi mitra dapur MBG termasuk dari yayasan baik yatim dan piatu maupun pendidikan asal memenuhi syarat administrasi seperti NPWP, pengurus, alamat, dan dokumen legal lainnya.
Adapun kriteria lokasi dapur MBG antara lain luas minimal 400 meter persegi baik berupa lahan kosong, bekas ruko, atau rumah makan namun harus berada dalam radius maksimal 5 kilometer dari SD.
“Di setiap kecamatan ditargetkan memiliki tiga dapur,” kata Desi.
Tak hanya itu, dapur juga harus memenuhi standar Sistem Penyediaan Pangan Institusional (SPPI) dan lolos uji kelayakan oleh Kadin Indonesia. Setelah itu akan ditentukan Kepala SPPG, ahli gizi, serta accounting sebagai tim operasional.
Nantinya, lanjut dia, proses verifikasi titik dapur dilakukan oleh pusat namun status “pengajuan” belum dapat dilanjutkan ke tahap pembangunan.
Tahap pembangunan dapur MBG baru bisa dilanjutkan saat status verifikasi telah naik menjadi “persiapan” dan mendapat persetujuan dari tim verifikasi pusat. Kemudian setiap dapur akan mendapat alokasi Rp600 juta untuk memenuhi bahan baku program MBG.
Selain itu, dana operasional yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 3.000 porsi makan per periode adalah sebesar Rp198 juta sedangkan insentif untuk tenaga kerja dihitung sebesar Rp2.000 per porsi.
Di luar itu, terdapat juga alokasi dana sebesar Rp132 juta yang diperuntukkan bagi biaya sewa fasilitas dan lahan, yang menjadi hak dari pihak yayasan pengelola dapur.
Sistem pembayaran untuk pelaksanaan program ini dilakukan dengan skema deposit dua minggu sekali.
Adapun menu yang disiapkan dalam program MBG dirancang oleh ahli gizi agar memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yakni setiap paket makanan terdiri atas nasi putih sebanyak 80 hingga 100 gram, ayam 50 gram, serta lauk pokok seberat 30 gram yang dilengkapi dengan lauk pendamping. Kemudian juga mencakup sayur sebanyak 40 gram dan buah segar 150 gram. (cin)