Dorong Lahirnya Pemimpin Masa Depan, Khofifah Luncurkan Ribuan Beasiswa untuk Santri Unggul Jatim
JATIMPEDIA, Surabaya – Dalam momentum Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluncurkan sebanyak 1.193 beasiswa pendidikan tinggi bagi para santri unggulan Jawa Timur. Acara ini berlangsung di Gedung Islamic Centre Surabaya, Selasa (20/5) sore.
Khofifah menegaskan bahwa santri memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Maka dari itu, akses pendidikan tinggi bagi mereka harus terus diperluas. Menurutnya, santri bukan sekadar penjaga moral dan agama, melainkan juga calon pemimpin masa depan yang mampu memberi warna positif dalam pembangunan bangsa.
“Dengan memberi akses pendidikan tinggi, kita membuka jalan bagi lahirnya ulama, akademisi, teknokrat, bahkan wirausahawan yang berakhlak,” ujar Khofifah.
Beasiswa ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Jawa Timur, dan telah menyasar hampir 6.900 santri sejak program ini diluncurkan pada 2019. Untuk tahun ini, total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp31,3 miliar, mencakup jenjang S1, S2, S3, Ma’had Aly, hingga studi S2 di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Secara rinci, beasiswa diberikan untuk:
518 santri jenjang S1 (Rp6,3 miliar)
225 santri S2 (Rp4,27 miliar)
40 santri S3 (Rp3 miliar)
380 santri Ma’had Aly (Rp6 miliar)
30 santri S2 di Al-Azhar Kairo (Rp11,28 miliar)
Khofifah juga menegaskan pentingnya penguatan SDM di lingkungan pesantren, khususnya bagi pesantren yang memiliki lebih dari 500 santri dan yang telah memiliki perguruan tinggi. Dalam hal ini, Pemprov Jatim turut memberi dukungan lewat beasiswa S2 dan S3 untuk para dosen tetap. Hingga kini, tercatat sudah 14 orang berhasil menuntaskan studi S3.
Untuk pertama kalinya, Pemprov Jatim juga mulai mengirim santri untuk studi S2 ke Al-Azhar, menggantikan program beasiswa jenjang S1 yang sebelumnya berjalan. Tujuannya adalah mencetak ulama yang tidak hanya bergelar akademik, tetapi juga memiliki kedalaman ilmu dan integritas moral.
Khofifah mengajak semua elemen bangsa menjadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai pengingat bahwa masa depan Indonesia bergantung pada kualitas generasi penerusnya. Dan dari pesantren, ia yakin akan lahir pemimpin-pemimpin hebat yang mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing.(eka)