Dorong Hilirisasi, PTBA Ubah Batu Bara Jadi Artificial Graphitea

JATIMPEDIA, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memulai pilot project konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai, terutama baterai Lithium-ion (Li-ion) guna memacu hilirisasi dan ketahanan energi sesuai Astacita Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Rafli Yandra, di Jakarta, Rabu, menyatakan proyek tersebut dilakukan pihaknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang secara perdana telah dilakukan soft launching pilot project artificial graphite dan anode sheet di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.

“Bukit Asam sebagai bagian dari Kementerian BUMN berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. Pengembangan artificial graphite dan anode sheet dapat menjadi terobosan penting dalam hilirisasi batu bara. Selain itu, juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di dalam negeri,” kata dia pula.

Baca Juga  Perkuat Kuliner Laut dengan Pemkab Lamongan Gelar Festival Gandrung Rajungan

Menurut dia lagi, produk hilir batu bara lainnya yang juga sedang dikembangkan PTBA adalah asam humat. Penelitian dan pengembangan batu bara kalori rendah menjadi asam humat dilakukan PTBA bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peluncuran protoype (purwarupa) asam humat telah dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Peranap, Indragiri Hulu, Riau, pada 12 Desember 2024. Prototype tersebut selanjutnya akan dikembangkan untuk menuju pilot project.

Asam humat merupakan zat organik (pupuk) yang dapat membantu menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur, menjaga kelembapan, dan membantu tanaman menyerap nutrisi lebih baik.

“Hilirisasi batu bara menjadi asam humat ini mendukung program Astacita dalam hal swasembada pangan yang saat ini menjadi prioritas pemerintah. Kami berharap inovasi tersebut nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Rafli.

Baca Juga  Punya Minyak Jelantah ? Pertamina Siap Beli Rp 6.000 Perliter

Lebih lanjut, dalam rangka menghadirkan ketahanan energi, pihaknya turut melakukan diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan (EBT).

PTBA memiliki sejumlah lahan bekas tambang yang sedang dijajaki pemanfaatannya untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Di antaranya adalah lahan pascatambang Ombilin (Sumatera Barat) dan Tanjung Enim (Sumatera Selatan). Potensi PLTS di lahan pasca tambang tersebut mencapai 200 megawatt-peak (MWp).

Menurut dia pula, perusahaan sejauh ini telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

Baca Juga  XL Axiata dan Smartfren Merger dengan 'Mahar' Rp104 Triliun

Tak hanya dengan Angkasa Pura II, PTBA bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022. Perusahaan pun bekerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dalam pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap COD pada Juni 2023.

“Berbagai terobosan untuk mendorong hilirisasi dan pengembangan EBT akan terus kami lanjutkan. Bukit Asam berkomitmen untuk terus berkontribusi pada ketahanan energi nasional, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rafli lagi. (raf)