Dengan E-Break, PHR Mampu Efisiensi Biaya Operasi Rp 29 Miliar

JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menambah produksi minyak sebesar 149 barel per hari (BOPD) serta menghemat biaya stimulasi operasi hingga lebih dari Rp29,4 miliar, di Lapangan Balam South, Duri, Bengkalis melalui inovasi teknologi “Extended Breakdown” (E-Break).

Vice President Asset Development PHR, Mochamad Taufan dalam keterangannya, Selasa menyatakan Lapangan Balam South produksi minyak dan gasnya sudah memasuki tahap penurunan produksi secara alamiah, setelah melewati masa puncaknya (mature field). Untuk itu perlu inovasi dalam meningkatkan produksi.

“Selalu berpikir inovatif dalam upaya meningkatkan produksi dan memangkas biaya produksi dengan tetap mengutamakan faktor keselamatan adalah prinsip penting dalam menjaga ketahanan produksi di WK Rokan,” katanya.

Baca Juga  BPH Migas Minta Badan Usaha Penugasan Jaga Fasilitas Layanan

Penerapan teknologi ini lanjutnya melalui pemangkasan waktu pengerjaan pemboran dibandingkan metode konvensional. Aplikasi E-Break diimplementasikan di sumur dengan jenis “low quality reservoir” (LQR), atau sumur dengan permeabilitas rendah.

Secara umum, untuk mengoptimalkan produksi di sumur dengan tipe komplesi tersebut digunakan metode “hydraulic fracturing” atau perekahan formasi dengan menginjeksikan pasir “propant”. Itu adalah butiran pasir khusus yang berfungsi menjaga retakan pada formasi batuan tetap terbuka.

Namun metode ini memerlukan operasi yang kompleks karena tidak hanya memakan waktu lebih lama tapi juga meningkatkan biaya operasi secara signifikan melalui pengoperasian unit pompa khusus untuk melakukan perekahan. Sementara melalui metode E-Break, pompa pasir propant tidak dibutuhkan.

Baca Juga  Kolaborasi SKK Migas, KKKS dan Media, Kunci Keberhasilan Operasi Hulu Migas

“Rekahan formasi batuan, terutama pada lapisan batuan pasir berkualitas rendah yang sering menjadi sumber minyak dan gas, hanya dipompakan air dengan tekanan yang diatur sedemikian rupa, sehingga minyak menjadi lebih mudah mengalir ke permukaan,” urainya.

E-Break, tambah Taufan, diharapkan menjadi solusi berkelanjutan untuk lapangan-lapangan sejenis di WK Rokan. Bahkan di seluruh wilayah kerja di Indonesia dalam menghadapi tantangan produksi di masa depan. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *