Dampak PMK, Produksi Susu Sapi di Tulungagung Turun
Tulungagung,JP – Produksi susu sapi di Kabupaten Tulungagung turun hingga 20 ribu liter perhari. Penurunan terjadi sejak maraknya wabah penyakit mulut kuku (PMK) di Tulungagung sebulan terakhir.
Selain produksi menurun, beberapa pabrik juga menolak menerima susu. Hal itu disampaikan Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo kepada wartawan, Senin (4/7).
Bupati mengungkapkan hampir semua kecamatan di Tulungagung saat ini terdapat kasus PMK. Tercatat sudah ada 1.535 hewan ternak yang terpapar PMK.
Rinciannya 839 ekor dalam kondisi sakit, 670 ekor sudah dinyatakan sembuh, 14 ekor dipotong paksa dan 12 ekor mati akibat terpapar PMK.
“Karena masifnya penyebaran, saat ini PMK sudah menjadi wabah di Tulungagung,” ungkapnya.
Maryoto menjelaskan, dua kecamatan yang sangat terdampak PMK adalah Kecamatan Sendang dan Pagerwojo. Dimana kedua kecamatan tersebut merupakan wilayah penghasil susu di Tulungagung.
Namun, akibat penyebaran PMK pasokan susu dari dua kecamatan tersebut mengalami penurunan yang signifikan.
“Jika dulu produksi susu sapi per hari mencai 60 ribu liter, kini setelah adanya PMK produksi susu menjadi 40 ribu liter per hari. Atau penurun produksi susu mencapai 20 ribu liter per harinya,” jelasnya.
Menurut Maryoto selain produksi susu sapi yang menurun, peternak sapi perah juga dihadapkan dengan persoalan distribusi susu ke pabrik.
Pasalnya, saat ini beberapa pabrik telah menolak distribusi susu akibat kandungan obat-obatan yang dikonsumsi oleh susu perah.
“Jadi sapi yang sakit itu mengkonsumi obat-obatan. Hasilnya, banyak susu yang dihasilkan mengandung obat-obatan. Hal inilah yang membuat pabrik menolak distribusi susu sapi dari peternak Kabupaten Tulungagung,” terangnya.
Maryoto menambahkan, maka dari itu vaksinasi juga terus dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK di Tulungagung. Saat ini vaksinasi sudah mencapai 31.048 dosis dari total penerimaan vaksin PMK di Tulungagung 40.000 dosis.
“Tapi jumlah vaksin yang didapat Tulungagung tidak mencukupi untuk seluruh hewan ternak yang mencapai 170 ribu ternak. Bahkan saat ini dosisnya tinggal 8.952, maka dari itu kami akan usulkan lebih banyak ke Pemprov Jatim,” pungkasnya.(puji)