Bupati Ipuk : Peserta Jagoan Banyuwangi Makin Kompetitif

JATIMPEDIA, Banyuwangi  – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut anak muda peserta program Jagoan Banyuwangi tahun 2025 makin kompetitif dan inovatif serta terpenting mampu memberikan dampak positif.

“Kami sangat apresiasi bermacam karya kreatif anak-anak muda Banyuwangi peserta Jagoan Banyuwangi tahun ini, tak sedikit dari mereka yang membuat produk inovatif untuk meningkatkan potensi Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu.

Ipuk menjelaskan Jagoan Banyuwangi merupakan program inkubasi yang rutin digelar pemerintah daerah setempat sejak tahun 2028 sebagai upaya untuk mendorong jiwa entrepreneur anak-anak di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Pada tahun ini, lanjutnya, ada sekitar 100 anak muda Banyuwangi yang telah memiliki usaha rintisan berupaya mengembangkan bisnisnya di bawah bimbingan para mentor dan praktisi.

Baca Juga  Takjil Aman, Perjalanan Nyaman: Tips Berkendara Selama Ramadhan

Bupati Ipuk menambahkan, melalui program Jagoan Banyuwangi ini diharapkan anak-anak muda setempat mampu meningkatkan atau mengembangkan usahanya.

“Saya harap para Jagoan Banyuwangi saling berjejaring, menjalin jaringan. Kami akan selalu mendukung dan memberi ruang kepada mereka, khususnya untuk pemasaran produknya,” ujarnya.

Salah seorang peserta Jagoan Banyuwangi, Eka Fahmi telah menggeluti bisnis menjual bibit buah tanaman langka, yakni umbi yakon.

 

“Yakon ini punya manfaat besar, daunnya bisa dibuat teh dan membantu memperbaiki insulin, dan ini sangat baik untuk penderita diabetes. Harga ubinya juga tinggi kisaran Rp200.000 hingga Rp300.000 per kilogram, ini peluang pasar yang bagus,” katanya.

Karya lainnya milik Wahyu Fatimatul yang berhasil menjadi salah satu pemenang Jagoan Bisnis, yang membuat tas cerdas untuk anak-anak sekolah.

Baca Juga  Warga dan Karyawan BSI Kerja Bakti Bangun Musala

Tas buatannya tersebut memiliki desain ergonomis atau penerapan ilmu pengetahuan dan dilengkapi berbagai perlengkapan pendukung, di antaranya jas hujan, tas bekal, sensor lacak (GPS), playmate dan lego.

Wahyu mengaku ide itu muncul saat mengetahui salah satu keponakannya yang duduk di bangku SD mengalami kelainan pada tulang belakang karena sering membawa tas terlalu berat.

 

“Selain sensor berat, nanti juga kami lengkapi dengan troli, sehingga saat bebannya berlebih, bisa ditarik agar tidak membebani tulang belakang,” tuturnya.

Program Jagoan Banyuwangi terbagi atas tiga bidang, yakni Jagoan Tani yang fokus pada usaha pertanian, selanjutnya Jagoan Digital pada pengembangan kemampuan terkait teknologi informasi dan komunikasi atau TIK, lau Jagoan Bisnis yang menjangkau bisnis lainnya seperti kuliner, fesyen, kriya dan jasa. (sat)