BTN Turunkan Target Pertumbuhan Kredit 11 Persen
JATIMPEDIA, Jakarta – Kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menunjukkan hasil positif. Penyaluran kredit dan pendapatan operasional tumbuh impresif di saat suku bunga dana merangkak naik. Meski demikian, bank spesialis perumahan itu menurunkan target kredit 2024 menjadi 10-11 persen dari semula 11-12 persen.
Pada periode Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 344,2 triliun. Tumbuh 14,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 299,7 triliun. Dengan kinerja yang positif, BTN berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar.
Meski demikian, Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu justru menurunkan target pertumbuhan kredit perseroan tahun ini. ”Jadi saya malah agak berusaha mau nurunin pertumbuhan kredit yang 14 persen ini supaya kembali di 10-11 persen. Karena antisipasi likuiditas yang mungkin belakangan akan menjadi lebih mahal karena naiknya BI rate,” ungkap Nixon L. P. Napitupulu dalam paparan kinerja keuangan di Menara BTN.
Menurut dia, kenaikan suku bunga acuan membuat kompetisi bunga akan lebih menantang. Begitu juga funding yang lebih mahal. Hal-hal tersebut yang membuatnya tidak terlalu ambisius menggelontorkan kredit pemilikan rumah (KPR).
”Menaikkan bunga itu juga nggak gampang. Sebagai banter saya harus rasional. Misalkan, bunga naik sedikit saja, pasti masuk KOL 2,” imbuh Nixon L. P. Napitupulu.
Wakil Direktur Utama BTN Oni Febriarto Rahardjo menuturkan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85 persen dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I 2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun. Naik 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 264,5 triliun.
Dari jumlah tersebut penyaluran KPR subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp 167 triliun. Meningkat 12,3 persen year on year (YoY). Sedangkan KPR non subsidi naik 11,2 persen YoY menjadi Rp 98,8 triliun.
”Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR non Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6 persen YoY di kuartal I 2024. Dengan total penyaluran mencapai Rp 1,05 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 380 miliar,” papar Oni.
Di tengah pertumbuhan kredit yang pesat, BTN tetap menjaga kualitas kredit dengan baik. Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross menjadi 3 persen. Rasio loan at risk (LAR) juga menyusut ke level 21,6 persen dari sebelumnya 24,2 persen.
”Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8 persen dari sebelumnya 145,9 persen di kuartal I tahun lalu,” jelas Oni Febriarto Rahardjo.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh double digit. Tepatnya 11,9 persen YoY menjadi Rp 357,7 triliun. Melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat 3,8 persen YoY. Dari total DPK tersebut, porsi dana murah current account savings account (CASA) mencapai 49,9 persen. (raf)