BPS : Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III-2022 Ditopang Konsumsi Rumah Tangga
Jakarta, JP – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi terbesar kuartal III-2022 dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 50,38% pada kuartal III-2022.
“Sebagai penyumbang utama PDB konsumsi rumah tanggan tumbuh 5,39% share konsumsi rumah tangga 50,38% merupakan yang terbesar dari komponen lainnya,” ucap Kepala BPS Margo Yuwono dalam telekonferensi pers, Senin (7/11).
Pada kuartal III-2022, sektor konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 5,39% meskipun melambat dibandingkan dengan kuartal II-2022 yang tumbuh 5,51%. Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas. Meningkatnya aktivitas belanja pada kelompok masyarakat menengah-atas khususnya untukkebutuhan tersier. “Daya beli kelompok masyarakat bawah terbantu oleh bantuan sosial dan subsidi energi,” ujar Margo.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi memberikan kontribusi 28,55% ke pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022. PMTB tumbuh 4,96% pada kuartal III-2022. Seluruh jenis PMTB tumbuh positif, utamanya didorong oleh pertumbuhan barang modal non bangunan dan peningkatan realisasi investasi PMA dan PMDN. “PMTB tumbuh impresif dibandingkan dengan kuartal II-2022. Pertumbuhan modal pemerintah menguat dibanding kuartal II-2022 utamanya untuk jenis mesin dan peralatan,” ucap Margo.
Ekspor berkontribusi 26,23% ke pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022. Ekspor tumbuh 21,64% pada kuartal III-2022. Ekspor tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II 2022. Windfall ekspor masih berlanjut namun cenderung melemah akibat harga beberapa komoditas global yang lebih kompetitif serta kurs transaksi beli rupiah terhadap US$ yang melemah (terdepresiasi).
“Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak signifikan seiring dengan kebijakan kemudahan keimigrasian khusus wisata sehingga mendorong pertumbuhan ekspor jasa,” kata Margo.
Konsumsi pemerintah memberikan kontribusi 7,57% pada kuartal III-2022. Konsumsi mengalami kontraksi 2,88% pada kuartal III- 2022. “Seluruh komponen pengeluaran menunjukkan pertumbuhan kecuali konsumsi pemerintah yang kontraksi 2,88%. Hal ini disebabkan karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa APBN serta komponen PNBP lainnya sebagai faktor pengurang yang mengalami kenaikan,” ucap Margo.
Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) memberikan kontribusi 1,15% pada pertumbuhan ekonomi kuartal III- 2022, konsumsi LNPRT tumbuh 6,09% pada kuartal III-2022.
Semenara itu, impor memberikan kontribusi sebagai pengurang pertumbuhan ekonomi sebesar 21,65%. Impor tumbuh 22,98% pada kuartal III 2022. Pertumbuhan impor didorong oleh peningkatan impor barang modal dan bahan baku untuk kegiatan produksi. “Meskipun impor tinggi tetapi karena peningkatan impor barang modal dan impor bahan baku tinggi menunjukkan bahwa ekonomi di kuartal III ada pemulihan yang semakin menguat,” tutup Margo. (raf)