Bisnis

Bogasari Optimistis Penjualan Terigu Naik 5%

JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Indofood Sukes Makmur Tbk Divisi Bogasari optimistis kinerja penjualan dalam negeri tahun ini bakal moncer seiring adanya pesta demokrasi yang akan berlangsung di 14 Februari 2024 mendatang.

Untuk penjualan terigu di wilayah Jawa Timur, Bogasari yakin bisa meningkatkan kinerja hingga 5% dibanding realisasi penjualan di tahun kemarin yang mencapai sekitar 20.000 ton per bulan.

“Target penjualan untuk wilayah Jatim tahun ini bisa naik 5% dari realisasi tahun kemarin. Ada banyak faktor yang menjadi pemacu, diantaranya adanya momen pemilu tahun ini, banyak kampanye, ekonomi juga sudah stabil, sehingga permintaan terigu naik,” ungkap Vice President (VP) Sales Bogasari Area 3, Julius Ronadi di sela Festival Bogasari, Surabaya, Minggu (4/2/2024).

Baca Juga  Jifest 2024 Digelar, Sukses Catatkan Pembukaan Ribuan Rekening Baru

Terlebih harga terigu juga relatif stabil karena komponen-komponen yang menentukan kenaikan harga terigu juga bergerak normal, seperti kurs dolar, harga gandum di negara asal dan fred kapal.

“Saat ini semua komponen tersebut cukup dibanding tahun sebelumnya sehingga kami optimis harga terigu, termasuk menjelang lebaran tidak ada masalah, tidak ada kenaikan. Saat ini harga terigu Bogasari yang level paling bawah, terigu payung berada dikisaran Rp 180 ribu per 25 kg,” katanya.

Terkait tren penjualan terigu menjelang puasa dan lebaran, Julius Ronadi mengungkapkan, secara tahunan, penjualan terigu menjelang puasa selalu mengalami kenaikan sebesar 10% hingga 20 %. Agak turun sedikit saat momen awal puasa dan akan menanjak lagi seminggu menjelang lebaran. “Biasanya 1 minggu menjelang lebaran uang THR cair dan orang banyak berbelanja,” katanya.

Baca Juga  Progres Sudah 93 Persen, Smelter Freeport Dipastikan Beroperasi Juni 2024

Adapun kebutuhan terigu di wilayah Jawa Timur secara keseluruhan mencapai 35.000 ton hingga 40.000 ton per bulan. Sementara serapan pasar untuk terigu Bogasari mencapai sekitar 20.000 ton atau sekitar 55-60%. Jika dilihat dari jenis terigu, maka yang berkontribusi terbesar adalah terigu Segitiga Biru mencapai 40 %, disusul Lencana Merah 30% dan sisanya ada Cakra Kembar dan lainnya,

“Kami masih menjadi market leader di Jatim, walaupun persaingan pasar cukup ketat, karena ada banyak pabrik terigu besar di sini, seperti Wilmar,” tandasnya.

Agar pasar tetap bergairah dan permintaan terus naik, maka Bogasari gencar melakukan kampanye “Terigu harus ada di setiap dapur masyarakat Indonesia”. “Jadi tiap dapur harus ada, paling tidak setengah kilogram terigu. Karena dengan terigu masyarakat bisa mendapatkan banyak manfaat, bisa berkreasi sendiri,” ujar Julius

Baca Juga  Bogasari Raih Penghargaan Manajemen Energi Tingkat Dunia

Disisi lain, Bogasari juga berupaya bagaimana terigu bisa mengangkat pertanian lokal, mendorong masyarakat untuk mengkreasikan masakan berbahan dasar terigu dengan komoditas lokal daerah yang melimpah.

“Salah satu nominator SME Award Bogasari tahun ini adalah UMKM dari Lombok. UKM tersebut mengkombinasikan terigu dengan 9 biji-bijian komoditas lokal. Ini yang sedang kami gencarkan,” pungkasnya. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *