BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2024 Tembus 5,4 Persen

Jakarta, JP – Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 bisa di atas 5% year on year/yoy atau lebih tepatnya di 5,2% (yoy). Proyeksi ini masih masuk dalam kisaran target sasaran BI yang sebesar 4,5-5,3% yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, faktor penopang sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun ini masih akan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan juga kinerja ekspor.

“Kinerja ekspor dan konsumsi dalam negeri terus mendukung pemulihan ekonomi. Apalagi, 2/3 pertumbuhan ekonomi berasal dari konsumsi rumah tangga,” terang Perry seperti dikutip dalam Seminar Nasional DPR RI, Rabu (19/10).

Ia meminta semua pihak untuk terus bersyukur atas kondisi ekonomi dalam negeri yang lebih baik dibandingkan negara lain maupun global. Bahkan kuatnya ekonomi domestik juga diakui dalam Sidang IMF dan FMCBG G20 pekan lalu.

Baca Juga  BI : Sinergi Erat Jadikan Inflasi Agustus Terjaga

“Kita patut bersyukur ekonomi Indonesia punya kinerja ekonomi  cukup bagus dan berbagai indikator ekonomi kita. Pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dari dunia dan lebih tinggi dari negara berkembang,” ucapnya.

Sedangkan 2023, Perry menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh di level 4,6% yoy hingga 5,3% yoy, dengan titik tengah sekitar 5% yoy. Proyeksi ini lebih baik dibandingkan ekonomi global yang tahun depan diperkirakan tumbuh 2,6% dan Tiongkok 4,5%.

Dengan demikian, kunci untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri adalah memperkuat sumber pertumbuhan, yaitu konsumsi rumah tangga dengan menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi.

Lebih lanjut, Perry juga berkomitmen membantu pemerintah dalam mendorong kinerja ekspor, dengan melakukan hilirisasi. Di tengah normalisasi harga komoditas andalan ekspor Indonesia, maka langkah ini akan tetap memperkuat kinerja ekspor.

Baca Juga  Pegadaian Proyeksikan Harga Emas Kembali Naik

Selain itu, Perry juga akan memperkuat berbagai sektor prioritas. Salah satunya, dengan mendukung pembiayaan terhadap 46 sektor prioritas, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan usaha perempuan maupun anak muda. (raf)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *