Olahraga

Ball Budhi, Olahraga Tradisional Khas Sumenep yang Bangkit di Tengah Gempuran Era Digital

JATIMPEDIA, Sumenep – Di tengah maraknya olahraga modern dan dominasi permainan digital yang semakin digandrungi generasi muda, sejumlah permainan tradisional mulai menunjukkan geliat kebangkitan. Salah satunya adalah Ball Budhi, permainan khas Nusantara yang sarat dengan nilai kebersamaan dan sportivitas.

Meski berasal dari masa lalu, Ball Budhi kini kembali menarik perhatian masyarakat, terutama kalangan muda dan perempuan. Permainan ini memadukan ketangkasan fisik, kerja sama tim, serta taktik yang cermat. Biasanya dimainkan secara kelompok di lapangan terbuka, permainan ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga menjunjung tinggi etika dan semangat kolektif.

Ketua Persatuan Olahraga Ball Budhi Sumenep (POBBS), Syafiudin, menegaskan bahwa kegiatan ball budhi ini secara rutin digelar agar tetap hidup dan tidak punah di tengah arus modernisasi.

Baca Juga  KSOP Kalianget Prediksi Puncak Arus Balik Terjadi 8 April

“Benar, kami memang menjadwalkan lomba Ball Budhi tiga kali dalam setahun. Tujuannya agar anak muda dan para perempuan ikut tertarik, sehingga olahraga tradisional ini tetap lestari,” ujarnya kepada Klikjatim, Selasa (27/5).

Lebih dari sekadar hiburan, Ball Budhi kini menjadi simbol penting dalam menjaga ikatan sosial sekaligus melestarikan warisan budaya lokal. Permainan ini menjadi wadah aktivitas fisik yang menyenangkan, sambil memperkuat hubungan sosial di tengah kehidupan masyarakat yang serba cepat.

Syafiudin juga menjelaskan mekanisme permainan Ball Budhi secara singkat.“Cara mainnya, bola dilempar ke arah belakang dengan posisi membelakangi lawan. Jika bola masuk ke dalam garis dan tidak berhasil ditangkap lawan, maka pemain mendapat poin. Kalau mau lihat langsung, silakan datang ke Kecamatan Kalianget,” ajaknya.

Baca Juga  Pembangunan Stadion Surajaya Lamongan Berstandar FIFA Tuntas Januari 2025

Dengan segala keunikannya, Ball Budhi perlahan membuktikan bahwa nilai-nilai tradisi tetap bisa hidup dan diminati, bahkan di tengah era digital yang serba instan. (sat)