Adhi Karya Catat Pendapatan Rp 9,13 Triliun di Kuartal III-2022

Jakarta, JP – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,13 triliun hingga kuartal III-2022 atau naik 24,25% dibanding periode sama tahun lalu Rp 7,35 triliun. Pendapatan tersebut dikontribusi dari empat lini bisnis perseroan, yakni engineering dan konstruksi, properti dan hospitality, manufaktur, serta investasi dan konsesi.

“Kami targetkan dengan kontrak-kontrak yang sudah ada dan upaya efisiensi beban usaha serta peningkatan kinerja proyek-proyek Kerja Sama Operasi (KSO), ADHI dapat terus meningkatkan kinerja dibandingkan tahun lalu di kuartal IV-2022,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto seperti dikutip Investor, Selasa (1/11).

Dalam laporan keuangan yang dipublikasi, pendapatan Adhi Karya selama sembilan bulan tahun 2022 didominasi dari bisnis engineering dan konstruksi yang mencapai Rp 8,64 triliun atau 94,64% dari total, disusul bisnis properti dan hospitality Rp 592,88 miliar, manufaktur Rp 595,51 miliar, serta investasi dan konsesi Rp 565,08 miliar. Kenaikan pendapatan tersebut berimbas positif pada perolehan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang mencapai Rp 21,0 miliar, atau tumbuh 24% dibanding Januari-September 2021 sebesar Rp 17,0 miliar.

Baca Juga  PG Dorong Produktifitas Kopi Melalui PMO Kopi Nusantara

Farid mengatakan, peningkatan bottom line tersebut selain dikontribusikan dari kenaikan pendapatan, juga disebabkan adanya efisiensi pada beban usaha. Ini tercermin dari margin beban usaha yang menyusut menjadi 6% dari 7% pada periode September 2021.

Lebih lanjut, beban bunga juga menurun 7% pada periode September 2022 dibanding tahun lalu. Pendapatan ventura bersama juga meningkat 39,2%, sehingga pendapatan pada pos tersebut pada September 2022 terkerek menjadi Rp 256,9 miliar dari sebelumnya Rp 184,5 miliar.

Hal tersebut, ungkap Farid, sekaligus menunjukkan konsistensi perseroan dalam mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan, berupa peningkatan kinerja perseroan sejak awal pandemi sampai saat ini. Terbukti, total aset ADHI sampai September 2022 mencapai Rp 37,7 triliun, kemudian liabilitas mencapai Rp 31,6 triliun, sedangkan ekuitas sebesar Rp 6,1 triliun.

Baca Juga  Pemkot Surabaya Gandeng PLN Tambah 4 Titik SPKLU

Dengan demikian, terjadi penguatan pada rasio keuangan, antara lain Debt to Equity Ratio (utang berbunga) pada September 2022 yang menurun menjadi 1,75x dibandingkan 2,03x pada September 2021. Selain itu, Current Ratio perseroan di akhir kuartal III-2022 juga meningkat menjadi 1,20x dari 1,02x pada September 2021.

Emiten BUMN Karya bersandi saham ADHI ini juga tengah melangsungkan proses perdagangan rights issue, sejak 28 Oktober sampai 8 November mendatang. Rencananya, seluruh dana yang terhimpun dari aksi korporasi rights issue akan digunakan perseroan untuk mengembangkan bisnis sekaligus memperkuat struktur permodalan perseroan.

Pada 28 Oktober 2022 atau hari pertama perdagangan, ADHI telah menerima dana pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) secara penuh sebesar Rp 1,97 triliun. Farid menambahkan, suntikan modal ini menunjukan dukungan dan kepercayaan pemerintah kepada perseroan untuk mengembangkan bisnis, khususnya pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Tol SoloYogyakarta-YIA Kulon Progo, Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, dan SPAM Karian-Serpong (Timur). (raf)

Baca Juga  Semester I-2024 WIKA Catat Penjualan Rp 7,53 Triliun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *