Kembangkan Mangrove, HNSI Beri Penghargaan PT Smelting

Gresik, JP – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jatim memberikan penghargaan kepada PT Smelting dalam acara Festival Nelayan dan Temu Nelayan Kabupaten Gresik di Dusun Tajungrejo, Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah, Kamis (13/10). Penghargaan kategori madya ini diberikan karena PT Smelting memberikan kontribusi besar dalam bidang lingkungan hidup dengan mengembangkan konservasi tanaman mangrove.

Penghargaan tersebut diserahkan Ketua DPD HNSI Jatim, Mochamad Nur Arifin kepada Section Manager PT Smelting, Indra SW Junor. Ikut menyaksikan penyerahan penghargaan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani serta Kepala Dinas Perikanan Provinsi Jatim Dyah Wahyu Ermawati.

Penyerahan penghargaan bersama sejumlah perusahaan yang peduli dengan lingkungan pesisir di Kabupaten Gresik ini berbarengan dengan festival yang diikuti oleh Rukun Nelayan dibawah naungan HNSI Gresik. Festival kali ini juga semakin semarak, dengan lebih dari 30 pameran produk UMKM lokal. UMKM tersebut tergabung dalam Rukun Nelayan Desa Ngimboh, Banyurip, Pangkahkulon, dan Pangkahwetan.

Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting, Irjuniawan P Radjamin menjelaskan, penghargaan ini merupakan buah dari kerja keras Smelting terhadap konservasi lingkungan. Langkah konservasi yang diambil Smelting didasari atas kesadaran keberlangsungan planet kehidupan.

Baca Juga  Cek Proyek Normalisasi Sungai, Bupati Gresik Susuri Kali Lamong

“Karena dari bumi kita hidup, maka kami bersama masyarakat dan pemerintah berusaha semaksimal mungkin melakukan konservasi,” tuturnya.

Dikatakan, konservasi Mangrove yang dilakukan PT Smelting di Kecamatan Ujungpangkah dilakukan sejak 2014 silam. Tujuannya selain melindungi bibir pantai dari abrasi, juga bertujuan menjaga ekosistem di kawasan itu.

“Berdasarkan riset, kawasan mangrove di Ujungpangkah ternyata sebagai tempat migrasi burung-burung dari luar negeri selama musim dingin di daerah asalnya. Karena itu spot mangrove Ujungpangkah sangat penting bagi ekosistem dunia,” kata Irjuniawan.

Sejak 2014, , tak kurang dari 40.300 pohon mangrove telah ditanam PT Smelting di delta sungai Leweyan yang membentang dari Desa Pangkah Wetan, Pangkahkulon, dan Banyuurip Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik.

“Luasnya kurang lebih empat hektar. Kami juga membantu menyusun muatan lokal pembelajaran lingkungan berbasis mangrove disana,” katanya.

Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jatim Mochamad Nur Arifin, yang juga sebagai Bupati Trenggalek mengatakan, pengelolaan lingkungan hidup menjadi bagian penting bagi pengembangan ekosistem di sepanjang pesisir Pantai Utara di Kabupaten Gresik. Kepedulian perusahaan membangun ekosistem berdamppak positif bagi kehidupan nelayan.

Baca Juga  PT Smelting dan Polda Jatim Sepakati Perpanjangan Kerja Sama Pengamanan Obyek Vital Nasional

“Sebab, lingkungan yang bagus seperti hutan tanaman mangrove akan memberikan kontribusi dan terciptanya ekosistem perikanan di sekitarnya. Kondisi ini juga bisa dimanfaatkan warga sekitar pesisir meningkatkan perokonomian di sektor pariwisata,”jelas Ketua HNSI Jatim ini.

Untuk itu, Ketua HNSI Jatim yang juga Bupati Trenggalek itu, memuji Kabupaten Gresik yang mana dapat menjadi percontohan dalam meningkatkan pengelolaan eksosistem pesisirnya.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyebutkan, Pemkab Gresik akan mempermudah akses permodalan bagi nelayan. Untuk itu Gus Yani secara eksklusif menggandeng Bank Gresik untuk menyelesaikan hal tersebut.

“Maka dua hal ini pemerintah hadir untuk itu, Bank Gresik dengan Koperasi saling bersinergi untuk mengatasi hal itu,” ucapnya.

Bupati Gresik itu juga mengukuhan 9 anggota Pengurus dan Pengawas Koperasi Konsumen Mutiara Nelayan Sejahtera Kabupaten Gresik Periode 2022-2026.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Dyah Wahyu Ermawati, yang saat itu mewakili Gubernur Jawa Timur turut menyampaikan, saat ini Provinsi Jawa Timur tengah fokus dalam pengembangan KUB dan pembinaan mata pencaharian alternatif nelayan.

Baca Juga  KTNA Sebut BULOG Kurang Optimal Serap Gabah Petani

“Melalui pembinaan KUB ini, diharapkan nelayan bisa berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kelompoknya untuk mendukung pemerintah dan memajukan kesejahteraan nelayan” ujarnya.

“Juga pembinaan mata pencaharian alternatif untuk nelayan, hal ini bertujuan untuk membuka mindset nelayan terhadap peluang usaha lain selain melaut, harapannya saat musim paceklik tiba maka nelayan dapat menjalankan usaha lain agar tetap berpenghasilan” imbuhnya.

Untuk mendukung semua hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan senilai Rp. 200 juta. Bantuan tersebut diberikan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rejodadi berupa perahu dan mesin serta KUB Bintang Laut berupa mesin perahu. Serta uang tunai kepada 10 orang nelayan lokal.

Agenda festival ini juga dihadiri oleh BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur dan Gresik, DPRD Gresik, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gresik, Dandim 0817 Gresik, Danlanal, Kajari, dan Kapolres Gresik, serta Camat Ujungpangkah beserta Forkopimcam, Kepala Dusun Tajungrejo, Kepala Desa Pangkahwetan dan sekitarnya. Tak lupa perwakilan dari beberapa perusahaan di Gresik seperti PT Smelting, JIIPE, PGN Saka, Pertamina EP, dan PT. Gresik Migas. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *