Sinergi Pemkab Gresik dan Densus 88 Mabes Polri Cegah Radikalisme
Gresik, JP – Dalam upaya menangkal paham radikalisme berkedok agama, Pemerintah Kabupaten Gresik bersama Detasmen Khusus (Densus) 88 Anti Teror menggelar silaturahmi dengan da’i dan khatib se-Kabupaten Gresik, Kamis (13/10). Silaturahmi tersebut dilaksanakan di ruang Mandala Bhakti Praja kantor Bupati Gresik.
Silaturahmi tersebut juga sebagai upaya mewujudkan islam washatiyah untuk Indonesia damai. Kegiatan tersebut turut melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan yang ada di Kabupaten Gresik.
Bupati Gresik H. Fandi Akmad Yani dalam sambutannya menyampaikan, bahwa toleransi dan suasana damai harus dijaga dengan baik demi keutuhan bersama. Disamping itu, da’i dan khatib berperan penting dalam membawa pesan perdamaian serta mengarahkan masyarakat untuk menghindari pemikiran dan perilaku intoleransi dan radikalisme. “Da’i dan khatib dianggap memegang peran sentral, mengigat pemeluk agama Islam menjadi mayoritas di Gresik,” ujarnya.
Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik mengatakan, bahwa dai dan khatib diharapkan mampu sebagai penyejuk umat dengan menebarkan pemahaman yang bernuansa perdamaian.
“Mari berikan masyarakat contoh perilaku yang mencerminkan kebaikan dan perdamaian melalui uswatun khasanah. Terlebih, agama hadir untuk membimbing dan mengakak kearah kebaikan dan perdamaian,” katanya.
Ditambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan Islam yang damai dan cinta tanah air guna mencegah intoleransi dan radikalisme di Indonesia. Kabupaten Gresik sendiri menjadi titik ke-18 pelaksanaan kegiatan ini, nantinya, agenda sama akan dilaksanakan merata di berbagai wilayah Indonesia oleh Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
Sementara itu, Kanit 1 Subdit Kontraideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AKBP Moh Dofir SAg SH MH menjelaskan, silaturahmi ini menggandeng da’i dan khatib karena dianggap mereka memiliki peran strategis terjun langsung ke masyarakat untuk menyuarakan pencegahan intoleransi dan radikalisme.
“Kita mencegah, karena kebanyakan orang-orang yang terkena paham radikalisme dan intoleransi disebabkan informasi yang tidak akurat, pemahaman agama kurang, banyak belajar ke youtuber tidak ada gurunya,” terang dia.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini murni digelar untuk menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa Indonesia, tanpa ada unsur kepentingan politik. “Makanya dengan kegiatan silaturahmi ini, semoga para da’i dan khatib ini mencegah dengan damai. Karena da’i dan khatib ini adalah corong untuk membantu pemberantasan intoleransi,” tambahnya.