Jarik Ma’siti Malang Ikuti Penilaian Kovablik Jatim

Malang, JP – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji secara langsung mewakili tim Kota Malang, dalam proses penjurian yang dilakukan secara daring bersama tim juri Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik), Rabu (6/10).

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji Melaksanakan Presentasi dan Wawancara Secara Daring dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik), Rabu (6/10).

Inovasi sekolah inklusi yang dikembangkan Pemerintah Kota Malang melalui SMPN 10, maju mewakili Kota Malang dalam pada ajang kompetisi inovasi layanan publik tingkat provinsi tersebut.

Jarik Ma’siti yang merupakan singkatan dari Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa tersebut merupakan sebuah inovasi metode pembelajaran adaptif dan kolaboratif bagi siswa istimewa pada sekolah reguler/noninklusi yang merupakan wujud nyata dari upaya Kota Malang dalam menjamin hak setiap warganya dalam memperoleh pendidikan.

Baca Juga  BPBD Kota Malang Siapkan Peta Rawan Risiko Bencana

Tujuan dari inovasi ini adalah sekolah mampu mengoptimalkan kemampuan siswa istimewanya sehingga mampu menampilkan eksistensinya sebagai individu yang cakap dan mandiri. Sejak dimulainya pengimplementasian Jarik Ma’siti pada tahun 2020, inovasi ini telah menjangkau ratusan siswa yang teridentifikasi sebagai siswa istimewa. Di antara yang menjadi sasaran inovasi ini adalah siswa tunagrahita dan borderline, serta dapat diterapkan pada siswa dengan ADHD, ADD, CIBI.

Melalui inovasi ini, seluruh siswa istimewa yang terdaftar di SMPN 10 sejak inovasi tersebut dicanangkan, berhasil lulus jenjang sekolah menengah pertama dengan hampir keseluruhannya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain berdampak pada peningkatan akademis, inovasi ini juga berhasil meningkatkan kemampuan perilaku siswa secara signifikan.

Baca Juga  Pemkot Malang dan BPJS Kesehatan Luncurkan Aplikasi E-JKN

Sutiaji mengungkapkan, Pemkot Malang mendukung penuh pengembangan inovasi ini, dan berharap inovasi ini bisa dikembangkan juga oleh sekolah lain yang ada di Kota Malang.

“Hasil dari evaluasi para juri hari ini, akan menjadi catatan bagi kami. Kami juga berharap nantinya inovasi ini akan dikembangkan di sekolah-sekolah lain dan tidak hanya di tingkat SMP, tapi juga di tingkat sekolah dasar,” ujar Sutiaji saat menutup paparan. (sat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *