USAID ERAT Gelar Lokakarya di Banyuwangi
Banyuwangi, JP – Selain isu optimalisasi Satu Data, Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) juga mendukung Pemkab Banyuwangi dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berbagai hal yang menjadi kendala hingga strategi untuk mendongkrak hal tersebut dibahas dalam lokakarya yang digelar Selasa (27/9).
Lokakarya bertajuk ‘’Advokasi Multistakeholder Penanganan Anak Putus Sekolah” ini adalah rangkaian pendampingan dukungan teknis USAID kepada Pemkab Banyuwangi, khususnya dalam program Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat alias (ERAT).
“Di sini kita akan cermati bersama, kenapa angka anak putus sekolah di Banyuwangi masih cukup tinggi. Ini harus kita klir-kan. Apakah data ini memang riil, ataukah hanya karena pendataan yang kurang akurat? Kemudian bagaimana solusinya,” kata Dina Limanto, Koordinator Provinsi USAID ERAT.
Menurut Dina, banyak faktor yang menyebabkan rata-rata lama sekolah masih rendah. Salah satunya, masalah pendataan yang kurang akurat atau data yang tidak update. Misalnya, anak pindah sekolah tapi tidak terdata. Atau anak sudah lulus kuliah tapi di Kartu Keluarga masih ditulis SMA karena lama tidak diurus.
“Ini harus kita tertibkan. Maka diperlukan sinergi multisektoral sehingga data yang kita punya valid, karena ini menjadi acuan kita untuk meningkatkan IPM dan rata-rata lama sekolah,” kata Dina.
Acara ini diikuti 75 peserta dari berbagai stakeholder. Mulai camat, OPD, organisasi masyarakat, hingga asosiasi penggerak pendidikan. Selama sehari penuh, para peserta mendapatkan berbagai materi terkait teknik advokasi dan promosi mengajak anak putus sekolah kembali ke sekolah, strategi menangani anak putus sekolah, serta peran masing-masing stakeholder untuk penanganan anak putus sekolah.
“Lewat kegiatan ini diharapkan peserta bisa saling bersinergi dalam pencegahan dan penanganan anak putus sekolah di wilayahnya. Dengan demikiam upaya peningkatan IPM dan rata-rata lama sekolah di Banyuwangi bisa berhasil,” kata Dina.
Selain Satu Data dan peningkatan IPM, USAID ERAT juga akan memberikan dukungan teknis terhadap program Banyuwangi yang lain, yakni penurunan angka stunting.
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut baik program tersebut. “Terima kasih pemerintah pusat yang terus mendukung pengembangan Banyuwangi. Kami berharap dengan dukungan USAID ERAT ini efektifitas tata kelola dan layanan publik di Banyuwangi semakin meningkat. Termasuk meningkatnya IPM dan rata-rata lama sekolah,” ujar Ipuk.
Banyuwangi sendiri, memiliki berbagai program untuk meningkatkan IPM dan rata-rata lama sekolah. Di antaranya, program Aksara (Akselerasi Sekolah Masyarakat) untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
Banyuwangi juga punya program Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh), uang saku pelajar, hingga bantuan uang transport. “Kami juga menyediakan beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu, disabilitas, serta penghafal alquran,” pungkasnya. (sat)