Berkibarlah Benderaku, Teatrikal Perobekan Bendera Yamato Disambut Haru Warga Surabaya
Surabaya, JP – Peringatan refleksi perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, dalam gelaran teatrikal bertajuk “Berkibarlah Benderaku” sukses terlaksana, Minggu (18/9) pagi.
Banyak warga masyarakat yang datang merasa terharu menyaksikan acara tersebut. Aksi teatrikal tersebut melibatkan mulai dari anak usia PAUD, hingga lansia. Bahkan, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya turut andil membacakan orasi yang menegaskan Indonesia sudah merdeka.
Heri Lentho sapaan akrabnya menjelaskan, persiapan untuk melatih anak-anak muda dari beragam komunitas itu membutuhkan waktu empat bulan, mulai Juni 2022, di Tugu Pahlawan Surabaya.
“Kami mengajukan surat ke Wali Kota, dan kami mengelilingi tiap sekolah untuk mengajak anak muda Surabaya bergabung dalam acara teatrikal. Kami ngumpul dan latihan di Tugu Pahlawan untuk memperingati Hari Pahlawan sampai peristiwa perobekan dan parade juang di tanggal 10 November,” ungkapnya.
Dia berharap, semangat Arek Suroboyo dalam membela Merah Putih selalu bisa tertanam dan membara, serta meneruskan dan memenuhi cita-cita proklamasi seperti yang diperingati pagi hari ini. “Arek Suroboyo adalah jiwa, bukan hanya sekadar badan yang terlahir,” tegasnya.
Heri Prasetyo budayawan dan Sutradara Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” mengemas cerita bersejarah leawat pentas teatrikal dengan cara menggabungkan gaya dan bahasa anak muda, dengan generasi sebelum-sebelumnya.
“Kami kolaborasi sama anak-anak yang suka hiphop, modern dance, tari tradisional, cheerleader, dan sebagainya. Kemudian kami coba buat replika dengan konsep misalnya di Hotel Majapahit, ada teatrikal sampai merobek bendera dengan memanjat gedung, nanti anak cheerleader bisa membuat bentuk tower. Kemudian waktu ada bunyi tembakan, anak cheerleader itu bisa menjatuhkan dirinya ke anggota di bawahnya, itu yang membuat tambah haru,” jelasnya.
Dikatakan, bahwa pagelaran Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku” digelar secara tatap muka, setelah sebelumnya ditampilkan dalam format film berjudul “Arek Suroboyo” pada 2021 silam.
Karenanya, tahun ini dikonsep berbeda dengan drama kolosal sebelumnya, dimana masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam pertunjukkan dengan mengenakan kostum atau pakaian Surabaya tempo dulu.
“Kita merekonstruksi seputar peristiwa sekitar tanggal 19 September 1965 itu tidak hanya di Hotel Majapahit, tetapi di beberapa lokasi lain di Jalan Tunjangan. Kami juga mengajak masyarakat menjadi bagian dalam pertunjukan, dengan menyanyikan lagu Indonesia bersama-sama dan ikut memegang bendera merah – putih dengan panjang 770 meter. Selain itu, penampilan drama musikal ini juga diikuti oleh 150 mahasiswa pertukaran pelajar se- Indonesia,” pungkasnya. (sat)