Dubes Pakistan Tawarkan Kerjasama Perdagangan dan Pariwisata Dengan Kadin Jatim
Surabaya, JP – Duta Besar Republik Pakistan untuk Republik Indonesia, Republik Demokrasi Timur Leste dan ASEAN Muhammad Hassan didampingi Menteri Perdagangan dan Investasi Pakistan Fouzia Parveen dan Sekretaris Pertama Masooma Bushra Ali melakukan kunjungan ke Kadin Jatim, Rabu (7/9).
Rombongan diterima oleh Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang UMKM Idris Yahya, WKU Bidang Promosi dan Perdagangan Internasional Tommy Kaihatu dan sejumlah pelaku usaha di Jatim.
Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Hassan mengatakan bahwa Pakistan memiliki hubungan khusus dengan Jatim dan Sulawesi. Oleh karena itu, Pakistan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap Jatim. “Harapan kami, dengan pertemuan perdana ini kita bisa bekerjasama untuk meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujar Muhammad Hassan.
Menurutnya, ada sejumlah potensi yang bisa dikerjasamakan, diantaranya adalah perluasan perdagangan dan pariwisata. Ia mengungkapkan, selama ini nilai perdagangan Pakistan dengan indonesia mencapai US$4,2 miliar per tahun. Tetapi potensi yang ada bisa dikembangkan lebih besar lagi mengingat pasar Indonesia dan pasar Pakistan sangat besar.
“Jumlah penduduk Indonesia mencapai 273 juta jiwa, sementara penduduk Pakistan mencapai 227 juta sehingga masih banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perdagangan kedua belah pihak,” ujarnya.
Terlebih Indonesia dengan Pakistan memiliki sejumlah perjanjian dan ada sekitar 123 barang dari Pakistan dengan tarif khusus bea masuk sebesar nol persen. Sementara ada 90 item barang dari Indonesia ke Pakistan dengan tarif khusus bea masuk nol persen.
“Tiga komoditas ekspor Indonesia ke Pakistan paling besar adalah batubara, fiber sintetik dan minyak sawit. Tetapi kita memiliki perjanjian, ada sekitar 200 lebih jenis barang dengan tarif khusus bea masuk yang belum dimanfaatkan yang secara bertahap akan turun menjadi nol persen. Salah satu yang menarik adalah tembakau, Pakistan punya dan Indonesia juga punya. Kita akan bekerjasama dengan bea masuk nol persen,” tandasnya.
Muhammad Hassan menegaskan, Pakistan dan Indonesia adalah dua negara yang miliki kekuatan di sektor pertanian atau agriculture sehingga bisa memperkuat kerjasama dengan saling menyuplai. “Selain itu juga untuk menyuplai dunia,” tandasnya.
Terkait pariwisata, Pakistan memiliki rencana bagaimana grup turis Pakistan datang ke Jatim dan sebaliknya, turis Jatim akan berkunjung ke Pakistan. “Tetapi kita miliki kendala, yaitu tidak adanya penerbangan langsung dari Pakistan ke Jakarta, harus melalui Kuala Lumpur dan Bangkok,. Kalau penerbangan ini bisa langsung itu akan menjadi jauh lebih baik,” katanya.
Fouzia Parveen menambahkan, komoditas yang juga bisa dikerjasamakan adalah rempah. “Pakistan butuh banyak rempah karena gaya hidup masyarakat Pakistan yang senang menggunakan rempah. Dan saya sarankan, kalau butuh sesuatu yang terkait dengan produk Pakistan atau ingin ekspor ke Pakistan, hendaknya dimulai dari zoom meeting agar lebih mudah,” ujar Fouzia.
Agar kerjasama ini bisa terjalin lebih lanjut, maka Muhammad Hassan dan Fouzia berharap pengusaha dari Jatim akan datang mengikuti pameran tunggal Pakistan di Jakarta pada bulan Januari 2023 nanti.
“Januari 2023, akan ada pameran tunggal Pakistan di Jakarta. Kami undang pebisnis dari Jatim untuk bertemu dengan pebisnis dari Pakistan,” kata Muhammad Hassan.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menyambut gembira atas tawaran tersebut dan berharap ada kelanjutan dari pertemuan hari ini. “Harapan kami, hubungan ini tidak hanya akan putus disini tetapi ada kelanjutannya. Ada kerjasama yang riil yang akan terjalin yang bisa memacu kinerja ekonomi antar dua negara ini,” kata Adik.
Lebih lanjut Adik menjelaskan bahwa Jatim juga memiliki banyak potensi yang bisa dikerjasamakan, mulai dari perdagangan, pariwisata dan investasi. “Tiga sektor itu adalah sektor andalan Jatim yang bisa dikerjasamakan,” tegasnya.
Untuk sektor pariwisata, Jatim memiliki potensi yang lengkap, mulai dari wisata religi, wisata history, wisata alam seperti pantai dan wisata gunung. “Jadi pariwisata di Jatim itu sangat lengkap. Yang juga kami dorong adalah wisata Giliyang Sumenep yang memiliki kandungan oksigen terbersih kedua di dunia. Wisata religi di Jatim juga banyak, ada lima makam Waliyullah yang ada di Gresik, Surabaya, Tuban dan lainnya. Untuk wisata history, di Jatim dulu ada kerajaan terbesar di Asia yaitu kerajaan majapahit,” terang Adik. (eka)