Tradisi Endhog-Endhogan Gerakkan Ekonomi Warga Banyuwangi
JATIMPEDIA, Banyuwangi – Tradisi Endhog-Endhogan selama bulan Robiul Awal yang digelar di berbagai kampung Banyuwangi membawa berkah bagi para perajin kembang endhog. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini berlangsung meriah dan menjadi momen tahunan yang ditunggu-tunggu warga.
Setiap kampung menghias batang pisang dengan ribuan telur warna-warni yang ditancapkan rapi, menciptakan pemandangan indah di jalan-jalan desa. Tidak hanya melestarikan budaya lokal, tradisi ini juga mendorong perputaran ekonomi masyarakat setempat melalui meningkatnya permintaan kembang endhog.
Bagi para perajin, Maulid menjadi musim panen rezeki. Mereka menerima pesanan dari berbagai daerah, bahkan hingga luar Banyuwangi. Banyak di antara mereka mulai mempersiapkan bahan-bahan sejak berbulan-bulan sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang membludak.
“Pesanan selalu meningkat setiap Robiul Awal. Tahun ini saja, kami sudah menerima ribuan permintaan kembang endhog dari luar daerah,” ujar Al Falah, salah satu perajin.
Kembang endhog dijual dengan harga terjangkau, namun omzet yang dihasilkan bisa mencapai jutaan rupiah. Bahan-bahan yang dipilih pun lebih berkualitas agar hasil kerajinan tahan lama dan aman saat pengiriman.
Untuk memenuhi permintaan besar ini, para perajin mulai memproduksi komponen sejak tiga bulan sebelumnya, bahkan ada yang sejak bulan puasa. Permintaan datang dari Ikawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi) di perantauan hingga kelompok pengajian desa sekitar. Namun, keterbatasan tenaga kerja membuat sebagian permintaan tak dapat ter
Tradisi Endhog-Endhogan tak sekadar bentuk kecintaan pada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi magnet ekonomi kreatif. Dari pedagang bahan kerajinan, penjual telur, hingga perajin, semua merasakan manfaatnya. Momen Maulid Nabi pun menjelma menjadi festival kerajinan rakyat, tempat seni, spiritualitas, dan peluang bisnis bertemu dalam satu perayaan. (sat)