PGN Targetkan 30 Ribu Sambungan Jargas Surabaya-Gresik

JATIMPEDIA, Surabaya – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berupaya untuk bisa memperluas jaringan gas (jargas) rumah tangga di berbagai daerah. Tahun ini, mereka menargetkan bisa memasang 30 ribu sambungan rumah (SR) baru di wilayah Surabaya dan Gresik. Memang, target tersebut masih berat mengingat realisasi pembangunan hingga saat ini masih di angka 11 ribu.

General Manager PGN SOR III Hedi Hedianto menjelaskan, jargas rumah tangga merupakan salah satu program prioritas perseroan untuk dua tahun ke depan. Hingga 2026, pihaknya ditugaskan untuk membangun 59.990 SR untuk Surabaya dan Gresik.

Tahun ini, kami berharap bisa membangun 30 ribu SR. Hampir seluruh kecamatan di Surabaya kecuali wilayah kota lama, paparnya di Surabaya kemarin (3/9).

Baca Juga  Dukung Keberlanjutan Industri, PGN Siapkan Alternatif Sumber Gas

Memang, saat ini pihaknya baru memasang sekitar 11 ribu SR di wilayah tersebut. Dari sana, baru enam ribu sambungan yang sudah gas-in alias bisa dinikmati oleh konsumen. Maklum, prosedur pengaliran gas bumi ke titik akhir memang membutuhkan beberapa saat.

Namun, dia terus berupaya untuk bisa mengejar target tersebut. Menurutnya, program tersebut seharusnya dapat menarik minat masyarakat. Pasalnya, PGN menanggung biaya pemasangan sampai ke tungku. Asalkan, jarak dari tungku ke meter gas bumi tak sampai 15 meter.

Kami bahkan ikut menggratiskan biaya konversi kompor. Sehingga, konsumen tinggal terima beres saja, ungkapnya.

Dia menjelaskan, investasi yang dikeluarkan memang tidak sedikit. Untuk sambungan akhir ke kompor saja, pelanggan biasanya harus membayar Rp 2 juta – 3 juta. Itu tak termasuk perluasan jaringas gas tengah dan perpanjangan ke wilayah hunian.

Baca Juga  Tawaran Bunga KPR 2,2 Persen dari BTN di Pameran IPEX 2022

Namun, pihaknya tetap mencoba untuk meningkatkan jargas rumah tangga karena amanat dari pemerintah. Dia hanya berharap bahwa nantinya upaya itu akan menimbulkan multiplier effect. Sebab, dengan pergantian bahan bakar dapur ke gas bumi, maka ketergantungan LPG yang masih disubsidi akan berkurang.

Fokus karena kami adalah transisi energi Indonesia bisa lebih berdaulat dan bersih, ujarnya. (eka)