13.200 Ton Gula Petani Situbondo Belum Laku, DPRD Carikan Solusi

JATIMPEDIA, Situbondo – Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terus berusaha mencari solusi atas masalah belum terjualnya 13.200 ton gula petani dan masih menumpuk di tiga gudang pabrik gula di daerah itu.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo Jainur Ridho mengatakan pada hari ini, pihaknya sengaja mengundang ketua dan sekretaris APTR Asembagus, Panji dan Wringinanom, manajemen PG Assembagoes, PG Pandjie dan PG Wringinanom dan Bank Jatim.

“Kami sengaja mengundang APTR, pabrik gula dan Bank Jatim hari ini untuk mempercepat mencari solusi gula petani yang semakin hari makin menumpuk di tiga gudang pabrik gula,” kata Jainur Ridho di Situbondo, Selasa.

Namun demikian, lanjut Jainur, dari hasil pertemuan APTR selaku perwakilan petani tebu dan pihak Bank Jatim tidak membuahkan hasil.

Baca Juga  Pemkot Mojokerto Pastikan Layanan Publik Stabil Usai Libur Nataru

“Harapan kami Bank Jatim bisa membantu petani tebu yang gulanya belum laku, tapi karena bunga bank terlalu tinggi. Tapi kami tetap akan berusaha bertemu Gubernur Jatim secepatnya,” katanya.

Manajemen Pabrik Gula (PG) Assembagoes di Kabupaten Situbondo mencatat hingga saat ini tercatat ada 6.500 ton gula pasir petani belum terjual ke pedagang.

“Gula pasir belum terjual ke pedagang sudah sekitar 1,5 bulan, sehingga kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes,” ujarnya.

Sementara di PG Pandjie, kata Mulyono, juga terdapat 2.800 ton gula pasir belum terjual, termasuk di PG Wringinanom sebanyak 3.900 ton.

“Dua hari lalu di PG Assembagoes sudah melakukan pembayaran kepada petani sekitar Rp2 miliar, dari total keuangan gula pasir petani yang belum terbayar sekitar Rp92 miliar,” katanya.

Baca Juga  ID FOOD Dorong Pertumbuhan Produksi Gula di Musim Giling 2025

Sementara itu, Ketua APTR Cabang Asembagus, H Anggi Hermansyah menyatakan akan turun ke jalan unjuk rasa bersama para petani jika dalam kurun waktu dua hari belum ada solusi.

“Kasihan para petani kalau tidak ada solusi sampai sekarang, ini sudah hampir dua bulan petani tidak menerima uang pembayaran gulanya, mereka butuh modal untuk menggarap kembali tanaman tebu,” ujarnya. (sat)