Arus Petikemas TPK Lamong Selama Juli 2025 Tumbuh 4 Persen
JATIMPEDIA, Surabaya – Terminal Petikemas (TPK) Lamong, salah satu terminal yang dioperasikan oleh PT Terminal Teluk Lamong, mencatatkan peningkatan arus petikemas pada Juli 2025 sebesar 521.451 TEUs, naik 4% dibandingkan Juli 2024 yang tercatat sebesar 501.578 TEUs.
Peningkatan arus petikemas ini didorong oleh tambahan kapal adhoc petikemas internasional dari dan ke China, serta adanya layanan bulanan baru untuk pelayaran petikemas internasional yang mulai dilayani TPK Lamong pada Juli 2025. Capaian ini mencerminkan semakin tingginya kepercayaan pengguna jasa terhadap TTL sebagai penyedia layanan terminal petikemas internasional dan sebagai salah satu gerbang perdagangan global di Jawa Timur.
Selama periode Januari–Juli 2025, TPK Lamong mencatatkan pertumbuhan layanan petikemas internasional sebesar 10%, dari 170.396 TEUs pada tahun 2024 menjadi 187.515 TEUs. Untuk arus petikemas domestik, terjadi peningkatan sebesar 0,8%, dari 331.182 TEUs menjadi 333.937 TEUs.
Kinerja positif juga dicatatkan oleh TPK Nilam, yang secara Year-on-Year (YoY) mengalami kenaikan arus petikemas hingga Juli 2025 sebesar 10%, dari 244.061 TEUs pada 2024 menjadi 268.852 TEUs. Sementara itu, TPK Berlian—terminal yang resmi dikelola oleh PT TTL sejak 1 Juli 2025—mencatatkan peningkatan arus petikemas pada bulan Juli 2025 sebesar 7% dibandingkan bulan sebelumnya, dari 110.322 TEUs menjadi 117.966 TEUs.
Peningkatan arus petikemas di TPK Lamong, TPK Nilam, dan TPK Berlian ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur, yang mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan II 2025 sebesar 5,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Salah satu keunggulan layanan operasional TTL terletak pada jaminan keselamatan dan keamanan. TTL telah memenuhi berbagai ketentuan dalam International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code untuk memastikan kelancaran serta keamanan layanan operasional kapal petikemas internasional.
Selain itu, TTL secara konsisten menerapkan standar minimal K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di seluruh terminalnya, termasuk pengecatan marka jalan dan pedestrian, pemasangan rambu keselamatan, evaluasi peralatan tanggap darurat, serta sterilisasi area melalui identifikasi dan penyaringan semua individu—pegawai maupun mitra kerja—yang memasuki kawasan terbatas terminal.
Corporate Secretary PT Terminal Teluk Lamong, Syaiful Anam, menyampaikan bahwa TTL akan terus konsisten menerapkan pola operasi berbasis perencanaan dan pengendalian, terutama dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan pengguna jasa.
“Jaminan terhadap keselamatan dan keamanan dalam layanan operasional terminal petikemas menjadi salah satu daya tarik PT Terminal Teluk Lamong di mata pengguna jasa. Mereka yakin petikemas akan ditangani dengan baik, dan layanan kapal berjalan optimal,” ujar Syaiful.
“Dengan sinergi yang kuat bersama seluruh stakeholder, kami optimistis kinerja kami akan semakin meningkat pada Semester II mendatang,” pungkasnya. (eka)