Peristiwa

Akibat Cuaca Panen Gagal, Petani Melon Minta Bantuan Pemprov Jatim

JATIMPEDIA, Surabaya – Cuaca yang tidak menentu mengakibatkan sejumlah petani melon di Jawa Timur mengalami gagal panen. Pasalnya, perubahan cuaca yang ekstrem, seperti hujan yang tidak teratur, panas yang berlebihan, atau angin kencang, dapat membuat tanaman melon mudah terserang hama dan penyakit, serta menyebabkan buah membusuk.

Seperti pengakuan Edi dan Arif Nur Azis, petani melon asal Desa Purwotengah, Kabupaten Kediri yang menyampaikan bahwa upaya mereka untuk menjaga kualitas tanaman tahun ini menghadapi banyak hambatan. Tanaman melon yang biasanya tumbuh optimal mengalami gangguan pada fase pembentukan dan pembesaran buah.

“Salah satu penyebab utamanya adalah infeksi virus tanaman yang menyebar cepat saat kelembaban tinggi, yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak seragam dan buah tidak berkembang dengan baik. Ini yang membuat risiko gagal panen sangat terbuka,” ungkapnya.

Baca Juga  BKSDA Tutup Sementara Wisata Kawah Ijen 3 Hari

Akibat serangan hama, buah melon dari lahan terdampak terlihat lebih kecil dari ukuran normal, permukaannya kasar, dan warnanya kurang cerah. Beberapa bahkan mengalami keretakan atau bentuk yang tidak sempurna, sehingga tidak memenuhi standar kualitas pasar.

Kondisi cuaca yang tidak menentu turut memperburuk situasi. Ketika suhu tidak stabil dan curah hujan tinggi, tanaman menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan penurunan performa secara keseluruhan.

Bukan hanya di Kediri, sejumlah petani melon di wilayah Nganjuk, Madiun, hingga Jombang juga mengalami hal serupa. Muslik, petai melon di Dusun Pucanganom, Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, bahkan mengalami gagal panen akibat ketidakpastian cuaca yang melanda wilayah tersebut.

Baca Juga  Bank Jatim Serahkan 1 Unit Ambulans ke BAZNAS Jatim

“Ini adalah tanam yang kedua. Tanaman pertama gagal panen karena kebanjiran. Sekarang, saya menanam melon jenis Amanda yang sudah berumur 35 hari,” terangnya.

Muslik mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi petani melon saat ini adalah curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan banyak tanaman melon layu.

Sementara itu Mujet, pemilik salah satu perusahaan pertanian di  Kediri berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun pusat. Mereka berharap ada pendampingan teknis, bantuan benih unggul, serta akses terhadap informasi budidaya melon yang adaptif terhadap perubahan iklim.

Para petani berharap upaya tersebut bisa segera terealisasi agar musim tanam berikutnya tidak kembali mengalami kegagalan. Dengan cuaca yang semakin sulit diprediksi dan ancaman hama yang terus meningkat, pertanian hortikultura seperti melon memerlukan inovasi dan dukungan nyata agar tetap menjadi sumber penghasilan yang layak.

Baca Juga  SGN PG Sragi Salurkan Bantuan Korban Tanah Longsor di Petungkriyono

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pertanian setempat telah melakukan pemantauan dan merespons kondisi ini dengan rencana peningkatan edukasi bagi petani serta penguatan sistem monitoring kesehatan tanaman.

Situasi ini menjadi pengingat penting bahwa sektor pertanian hortikultura, khususnya melon, membutuhkan sistem pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika iklim serta potensi serangan virus tanaman. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlangsungan produksi di tengah tantangan yang terus berkembang.(cin)