Bupati YES Launching Sekolah Digital Pembelajaran STEAM
JATIMPEDIA, Lamongan – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi atau Bupati Yes meluncurkan sekolah digital di SMP Negeri 1 Lamongan, Kamis (22/5). Dengan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics), sekolah digital ini terintegrasi dengan pembelajaran koding, kecerdasan artifisial, sekolah inklusi, sekolah literasi, robotik.
Peluncuran program inovatif ini dilakukan langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, bersama Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Biyanto, di SMP Negeri 1 Lamongan pada Kamis (22/5/2025).
Pendekatan pembelajaran STEAM sendiri berfokus pada hubungan antar disiplin ilmu sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika, dengan tujuan utama untuk membekali anak-anak dengan kemampuan mengatasi masalah yang kompleks.
Bupati Yuhronur Efendi, yang akrab disapa Bupati Yes, menekankan pentingnya pembentukan karakter anak di tengah pesatnya kemajuan teknologi. Menurutnya, karakter yang kuat akan memungkinkan generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara optimal.
“Kita harus bisa adaptif dengan adanya transformasi digital. Karena digitalisasi sudah merambah ke semua bidang, termasuk pendidikan. Tantangan bagi kita adalah mampu menjawab tantangan transformasi digital,” tutur Bupati YES.
Pak Yes juga menegaskan bahwa karakter anak adalah investasi berharga untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Untuk mewujudkannya, diperlukan kolaborasi erat antara orang tua sebagai madrasah pertama, sekolah, lingkungan masyarakat, dan media.
“Saat ini semua anak sudah mengenal gadget, tugas kita adalah kolaborasi agar anak bisa memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satunya sudah dilakukan SMP N 1 Lamongan hari ini,” kata Pak Yes.
Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kemendikdasmen, Biyanto, turut memberikan pandangannya terkait hadirnya Artificial Intelligence (AI). Ia menyatakan bahwa AI harus dimanfaatkan sebagai media untuk memperluas jangkauan dan pengetahuan anak-anak.
“AI memang tantangan bagi dunia pendidikan, namun cara kita mengatasinya adalah harus menjadikan AI sebagai media memperluas jangkauan dan pengetahuan,” jelas Biyanto. (sat)