Gubernur Khofifah Terima Sertifikat Merek Eko-Tren OPOP Jatim dari Kementerian Hukum RI
JATIMPEDIA, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengukuhkan 16 orang Anggota Tim Penguatan dan Pengembangan Eko-Tren OPOP Jawa Timur masa bakti 2025-2030 di Harris Hotel & Conventions Gubeng Surabaya, Rabu (16/4).
Pengukuhan ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/250/013/2025 tanggal 16 April 2025.
Gubernur Khofifah optimistis bahwa para pengurus baru ini akan memberikan penguatan bagi Eko-Tren OPOP Jatim.
“Ini struktur kepengurusan baru untuk membangun penguatan dan pengembangan Eko-Tren OPOP di Jawa Timur,” ujar Khofifah.
Gubernur Khofifah juga mengingatkan kepada pengurus baru bahwa ekosistem Eko-Tren OPOP Jatim dibangun dengan tiga pilar utama yaitu Santripreneur, Pesantrenpreneur, dan Sociopreneur.
“InsyaAllah masa depan Eko-Tren OPOP semakin kuat, semakin meluas dan semakin memberikan kemanfaatan yang besar,” ucapnya.
Maka dari itu, lanjut Khofifah, kemanfaatan ini harus terus ditingkatkan. Terlebih, Eko-Tren OPOP adalah salah satu program prioritas Pemprov Jatim yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren, utamanya untuk mewujudkan pesantren lebih tangguh secara ekonomi.
“Masyarakat yang sejahtera menjadi visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yakni mendorong perekonomian yang lebih inklusif, berbasis kemasyarakatan, termasuk masyarakat di lingkungan pesantren,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga menyampaikan posisi Indonesia pada ekonomi dan keuangan syariah global mengalami peningkatan berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report. Teparnya, berada di urutan ketiga setelah Malaysia dan Saudi Arabia dari 81 negara dengan ekosistem Ekonomi Syariah yang sangat kuat.
“Ini sesuatu yang sangat membanggakan sekaligus menjadi tantangan bagi kita,” ucapnya.
Oleh sebab itu Khofifah mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di Indonesia sebagai Pusat Industri halal. Ia juga mengajak terus berikhtiar untuk menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar (Muslim Consumer) tetapi berevolusi menjadi produsen produk halal.
“Inilah yang menjadi salah satu tujuan program Eko-Tren OPOP Jawa Timur, untuk semakin meningkatkan produk – produk Halal yang berkualitas,” tegasnya.
Di sisi lain, dalam rilis 30 Digital Islamic Economy Start Up 2024, terdapat 3 Start Up dari Indonesia yaitu Fintech Hijra, Kitabisa, dan Evermos (marketplace). Ini membuktikan bahwa Indonesia, khususnya Jawa Timur memiliki banyak potensi yang masih bisa untuk terus dikembangkan.
Lebih dari itu, sejalan dengan cita-cita Pemprov Jatim untuk menjadikan “Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara”, Ia meminta agar pesantren di Jawa Timur harus mengambil peran dengan mengoptimalkan posisi strategis Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara dan menjadi Hub terutama untuk Indonesia bagian timur.
“Posisi strategis ini harus benar-benar bisa dimanfaatkan oleh pesantren untuk mengembangkan ekosistem ini, menjemput ekosistem pesantren yang berdaya,” ucapnya.
Khofifah meyakini bahwa semua pihak pasti sepakat bahwa pesantren, tidak hanya berfungsi sebagai lembaga Pendidikan dan dakwah saja, namun juga menjadi wadah pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat.
“Ini bukan hal yang mustahil karena kita didukung dengan resources yang besar,” katanya.
Sementara Jawa Timur sendiri merupakan Provinsi dengan potensi ekonomi berbasis pesantren yang cukup besar, jumlah penduduk Muslim di Jawa Timur sebanyak 39,5 juta. Berdasarkan data dari Satu Data Kementerian Agama, jumlah pesantren di Jawa Timur mencapai 5.121 pondok pesantren dengan jumlah santri lebih dari 970.541 orang.
“Ini merupakan kekuatan ekosistem ekonomi pesantren,” tegasnya.
Sedangkan dari sisi koperasi, terdapat 808 unit koperasi pondok pesantren yang aktif di Jawa Timur. Pemprov Jatim melalui tiga pilar. Ditambah lagi, berdasarkan Satu Data Kementerian Agama menunjukkan saat ini, jumlah produk Jawa Timur yang telah disertifikasi halal sebanyak 26.329 produk. Ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan provinsi lain.
Gubernur Jatim ini mengatakan pengembangan Eko-Tren OPOP tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholder dalam bentuk kolaborasi dan sinergi Hexahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, _private sector_, komunitas, lembaga keuangan dan media.
Di antaranya terkait sertifikasi produk dan SKKNI pengelola koperasi (kolaborasi dengan BI Kanwil Jawa Timur), Samsat OPOP, Kartu Santri OPOP Jatim (dengan Bank Jatim Syariah), dan masih banyak lagi bentuk – bentuk kolaborasi lainnya.
*Penyerahan Sertifikat Merek Eko-Tren OPOP Jatim oleh Kakanwil Hukum Jatim*
Di kesempatan yang sama Gubernur Khofifah menerima sertifikat merek Eko-Tren OPOP Jatim yang diserahkan oleh Kepala Kanwil Kementerian Hukum Jawa Timur Haris Sukamto.
“Eko-Tren OPOP HAKI-nya sudah selesai hari ini, dari Kanwilkum Jawa Timur telah menyerahkan HAKI ini,” kata Khofifah.
Sertifikat merek ini, kata Khofifah, nantinya bisa menjadi penguat dari ekosistem yang sudah terbentuk. Sehingga ekosistem yang sudah terbentuk bisa semakin mengoptimalkan produktivitas.
“Artinya kalau kita akan memproduksi banyak item termasuk untuk komoditas ekspor kita sudah memiliki _brand_ yang absah,” tegasnya.
Khofifah melanjutkan terkait ekosistem yang terbentuk dan kolaborasi Hexahelix saat ini terus menunjukkan perkembangan yang baik. Ia berharap akan terus mendorong terwujudnya pesantren yang semakin berdaya dan masyarakat di lingkungan pesantren pun tersejahterakan.
“Ketika Pesantren makin berdaya secara ekonomi maka sistem yang ada di lingkaran pesantren juga akan makin sejahtera, karena ada sociopreneur, Pesantrenpreneur, dan santripreneur,” harapnya
Gubernur Khofifah pun sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas segala dukungan dan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan ekonomi berbasis pesantren.
“Terima kasih bahwa respons perguruan tinggi luar biasa respon dari instansi vertikal juga luar biasa,” pungkasnya. (ind)