HeadlineSerba Serbi

BPS : Ekonomi Kota Malang Tumbuh 5,41 Persen Tahun 2024

JATIMPEDIA, Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pertumbuhan ekonomi Kota Malang tumbuh positif sebesar 5,43 persen di tahun 2024. PDRB Kota Malang tahun 2024 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 100.116,9 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp 63.119,82 miliar.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Malang ini ditopang oleh beberapa hal. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada pada Lapangan Usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 12,63 persen.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 12,51 persen,” ujar Umar, Senin (17/3/2025).
Sementara Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mendominasi struktur ekonomi Kota Malang pada tahun 2024 dengan kontribusi sebesar 29,22 persen.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 68,54 persen,” katanya.
Menurut Umar, dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kota Malang semakin melambat dari 6,32 persen pada tahun 2022, dan menjadi 5,41 persen pada tahun 2024. Namun pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2024 lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yaitu sebesar 4,93 persen dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03 persen
“Pada tahun 2024 baik Kota Malang, Jawa Timur maupun nasional ketiganya mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2023,” ungkapnya.
Lapangan usaha memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Kota Malang adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor dengan andil sebesar 29,22 persen disusul industri pengolahan dengan andil sebesar 27,09 persen. Konstruksi menduduki peringkat ketiga dan  membentuk PDRB Kota Malang
“Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan dengan laju sebesar 12,63 persen. Lapangan usaha mengalami kontraksi adalah pertanian, pengadaan air, dan pertambangan/penggalian pasir,” paparnya.
Berdasarkan kinerja leading sektor, perdagangan tumbuh sebesar 4,69 persen atau lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan 3 tahun sebelumnya. Pertumbuhan pada tahun 2024 didorong oleh peningkatan penjualan barang
“Secara umum, industri pengolahan Kota Malang tumbuh sebesar 5,13 persen atau lebih lambat dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya. Pertumbuhan tahun 2024 didorong oleh peningkatan produksi pengolahan tembakau dan industri makan minum,” kata dia.
“Pada tahun 2024 konstruksi tumbuh sebesar 5,12 persen atau lebih lambat daripada pertumbuhan 3 tahun sebelumnya. Jumlah perizinan Bangunan dan Gedung yang terbit tahun 2024 meningkat 21,88 persen dibandingkan 2024,” imbuhnya.
Menurut pengeluaran, komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Kota Malang adalah konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 68,54 persen. Konsumsi rumah tangga pada tahun 2024  tumbuh sebesar 5,20 persen.
“Komponen yang tumbuh paling tinggi pada tahun 2024 adalah konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga, terutama partai politik. Pada tahun 202, terdapat pemilihan legislatif, pengeluaran untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial dan penyusutan,” ujarnya.
Berdasarkan kinerja pertumbuhan komponen utama, pada tahun 2024, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,20 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2024 didorong oleh pengeluaran untuk transportasi/angkutan dan pengeluaran untuk rekreasi.
“Dari sisi pembentukan modal tetap bruto pada tahun 204 tumbuh sebesar 4,69 persen atau mengalami perlambatan dari dua tahun sebelumnya. Pertumbuhan PTMB didorong oleh peningkatan bangunan gedung untuk usaha dan pengadaan mesin untuk usaha,” ungkap Umar.
Konsumsi pemerintah untuk tahun 2024 tumbuh sebesar 5,95 persen atau mengalami percepatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Konsumsi pemerintah ini meliputi pengeluaran untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bansos, dan penyusutan. (sat)

 

Baca Juga  Triwulan I-2024, Ekonomi Jawa Timur Tumbuh 4,81 Persen