Serba Serbi

Konsumsi Rumah Tangga Sumbang 50 Persen PDRB Kota Malang

JATIMPEDIA, Malang – Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama perekonomian Kabupaten Malang, menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Konsumsi makanan masih lebih dominan dibandingkan konsumsi non-makanan.

“Konsumsi makanan dan minuman sangat mempengaruhi perekonomian Kabupaten Malang,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, Erny Fatma Setyoharini, Jumat (14/3/2025).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kabupaten Malang mencapai 65,67% dari PDRB. Komponen lainnya terdiri dari pengeluaran konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 2,73%, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,27%, pembentukan modal tetap bruto 31,83%, perubahan inventori 0,08%, serta ekspor neto yang tercatat negatif -3,58%.

Sementara itu, Indeks Perkembangan Harga (IPH) digunakan sebagai indikator perubahan harga bahan pangan. Indeks ini berbeda dari inflasi secara keseluruhan, karena hanya mengukur komoditas pangan yang berkontribusi terhadap inflasi. Data harga diambil dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, dengan metode perbandingan harga rata-rata antarbulan.

Baca Juga  Program Yankes Bergerak Jatim Berhasil Layani Seribu Lebih Masyarakat Pulau Sapudi Dalam Empat Hari

Memasuki bulan Ramadan, permintaan pangan meningkat signifikan, memicu lonjakan harga berbagai komoditas. Hingga minggu pertama Maret, IPH mencapai 4,72, dengan kenaikan harga tertinggi terjadi pada cabai rawit, daging ayam ras, dan bawang merah.

Kenaikan harga ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk tekanan permintaan (demand-pull inflation) akibat lonjakan konsumsi, tekanan penawaran (cost-push inflation) akibat kenaikan harga input produksi, serta ekspektasi inflasi yang dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap harga ke depan.

Dampak kenaikan harga juga diperburuk oleh faktor eksternal, seperti depresiasi nilai tukar dan inflasi global. Misalnya, kenaikan harga ayam ras hidup berkaitan dengan meningkatnya biaya pakan.

Untuk menekan lonjakan harga, sejumlah langkah disarankan:

  • Manajemen stok dan distribusi pangan, termasuk penyediaan pasar murah di titik strategis.
  • Stabilisasi stok oleh Bulog, guna mengendalikan pasokan bahan pokok.
  • Optimalisasi produksi dan distribusi lokal, agar kebutuhan pangan dalam daerah terpenuhi.
  • Peningkatan transparansi distribusi, guna menghindari spekulasi harga.
Baca Juga  Pj Gubernur Jatim Hadiri Upacara Karya Tawur Agung Labuh Gentuh dan Panca Wali Krama di Lumajang

Selain itu, edukasi masyarakat mengenai pola belanja yang bijak dan menghindari panic buying juga perlu diperkuat. Penyuluhan pertanian dan dukungan bagi petani lokal diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dalam jangka panjang.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan harga pangan tetap terkendali dan konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak ekonomi Kabupaten Malang. (sat)