Pemkot Malang Proyeksikan Investasi 2024 Tembus Rp2,3 Triliun

JATIMPEDIA, Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, memproyeksikan capaian nilai investasi yang masuk ke wilayah setempat sepanjang periode 2024 sanggup menyentuh angka Rp2,3 triliun.

Kepala Disnaker PMPTSP Kota Malang Arif Tri Sastyawan, di Kota Malang, Kamis, mengatakan masih menunggu laporan resmi terkait keseluruhan nilai investasi yang sudah masuk sepanjang 2024.

“Iya (Rp2,3 triliun proyeksi), kami masih menunggu hasil dari triwulan yang keempat,” kata Arif.

Arif menyebut proyeksi capaian sebesar Rp2,3 triliun itu didasari dari laporan nilai investasi yang sudah masuk pada periode triwulan ketiga di 2024 sebesar Rp2,1 triliun.

“Biasanya kenaikan itu antara Rp300 miliar, jadi asumsi kami mungkin nanti di angka 2,3 (triliun) di semester dua atau di triwulan keempat 2024,” ujarnya.

Baca Juga  Tebu Jadi Tanaman dengan Produktivitas Tertinggi di Jatim

Laporan menyoal investasi pada triwulan ketiga 2024 yang sudah masuk itu nilainya sudah melampaui target dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan nilai Rp1,4 triliun.

“Kalau Rp2,3 triliun tercapai tentu hampir dua kali lipat dari targetnya,” ujarnya pula.

 

Menurut Arif, apabila angka Rp2,3 triliun tercapai, maka hal itu akan semakin memperkuat nama Kota Malang di mata para calon investor.

“Karena pelaku usaha tersebut itu masih berinvestasi di Kota Malang, terus melaporkan kegiatan penanaman modal secara tertib,” kata dia lagi.

Selain itu, dia memaparkan selama 2024 sejumlah upaya strategis telah diterapkan guna menarik banyak investor masuk menanamkan modal di Kota Malang, salah satunya dengan menyosialisasikan kepada pelaku agar tertib melaporkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM).

Baca Juga  Triwulan I-2024, Ekspor RI Naik Tembus USD 22,43 Miliar

Tak hanya itu, pihaknya turut melakukan pendampingan kepada para penanam modal yang mengalami kendala ketika akan menyampaikan LKPM melalui online single submission (OSS).

 

“Semua yang kami lakukan tidak dipungut biaya,” katanya.

Untuk Kota Malang penanam modal yang paling mendominasi hadir dari sektor makan dan minuman dengan jumlah mencapai 55 persen.

“UMKM makanan dan minuman paling banyak kemudian ditambah restoran, kedai makanan, kafe, sampai katering,” ujarnya lagi. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *