Industri Otomotif Indonesia 2024: Penurunan Penjualan dan Revisi Target GAIKINDO
JATIMPEDIA,, Jakarta – Tahun 2024 menjadi tahun penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia, terbukti dengan revisi target penjualan yang dilakukan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO). Target penjualan mobil yang sebelumnya ditetapkan di angka 1,1 juta unit, kini diturunkan menjadi 850 ribu unit, mengingat tekanan pasar yang cukup berat.
Penurunan penjualan ini, menurut Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi, mencerminkan realita pasar otomotif Indonesia yang lesu. Data terbaru menunjukkan penurunan penjualan mobil sepanjang Januari hingga November 2024 yang mencapai 784.788 unit, turun 14,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 920.518 unit. Penurunan ini juga tercermin dalam penjualan retail yang turun sebesar 11,2 persen YoY.
Meski demikian, lima merek mobil terlaris di Indonesia tetap didominasi oleh pemain lama. Toyota tetap memimpin pasar dengan penjualan mencapai 262.315 unit, disusul oleh Daihatsu di posisi kedua dengan 149.975 unit dan Honda di posisi ketiga dengan 86.350 unit. Mobil-mobil dengan mesin 1.500 cc ke bawah, seperti Toyota Avanza, Daihatsu Sigra, dan Honda Brio, tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
Sementara itu, Mitsubishi dan Suzuki menempati posisi keempat dan kelima dengan penjualan masing-masing 65.743 unit dan 60.087 unit. Merek-merek ini masih mendapat perhatian khusus dari konsumen yang menginginkan kendaraan MPV atau niaga ringan dengan mesin 1.500 cc.
Proyeksi Pasar 2025: Ketidakpastian dan Tantangan Ekonomi
Menghadapi tahun 2025, GAIKINDO pesimistis industri otomotif akan mengalami pemulihan yang signifikan. Dampak dari gejolak ekonomi, regulasi pemerintah, dan kenaikan pajak, termasuk penerapan PPN 12 persen, diperkirakan akan semakin menekan daya beli masyarakat. Selain itu, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5 persen juga diyakini akan memperburuk situasi.
Jongkie Sugiarto, Ketua I GAIKINDO, menyatakan bahwa mereka masih menunggu kepastian dari pemerintah mengenai penerapan PPN 12 persen sebelum dapat merumuskan strategi penjualan untuk tahun 2025. Meskipun begitu, GAIKINDO berharap bahwa pasar otomotif Indonesia dapat kembali pulih, meski tantangan besar masih akan menghadang di tahun mendatang.(raf)