Pupuk Indonesia Gelontor 6,6 Juta Ton Pupuk Subsidi Jelang Musim Tanam

JATIMPEDIA, Surabaya – Memasuki musim tanam, PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PI menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 6,6 juta ton kepada petani terdaftar di seluruh Indonesia. Ini dilakukan sejak ada penambahan alokasi pupuk bersubsidi 2024 oleh pemerintah hingga akhir November 2024.

“Untuk realisasi pupuk bersubsidi, sampai dengan kemarin 26 November sudah mencapai 6,6 juta ton. Ini sudah 87,7% dari kontrak kami dengan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia 7,54 juta ton,” ujar Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

Tri menyampaikan, alokasi pupuk bersubsidi awal 2024 hanya 4,7 juta ton.Kemudian pemerintah menambah alokasi anggaran untuk produksi pupuk bersubsidi setara 9,5 juta ton pada April.

Baca Juga  Jatim Jadi Tuan Rumah Road to Hakordia 2022,

Penambahan ini sebagai upaya pemerintah untuk peningkatan produktivitas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.Keputusan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh kepala daerah, baik gubernur maupun bupati/wali kota di seluruh Indonesia, melalui penerbitan surat keputusan (SK).

Penerbitan SK baru terlaksana di pertengahan 2024, sehingga penyaluran pupuk bersubsidi mengalami sedikit keterlambatan karena menunggu terbitnya SK masing-masing kepala daerah. Adapun pupuk bersubsidi yang disalurkan Pupuk Indonesia hingga di tangan petani terdiri dari urea sebanyak 3.361.040 ton, selanjutnya NPK 3.210.755 ton, dan pupuk organik Petroganik 38.419 ton.

Sementara adendum kontrak Pupuk Indonesia dengan Kementan rinciannya urea 3.621.860 ton dan NPK 3.419.661 ton.Tri berharap sisa alokasi pupuk dapat dioptimalkan oleh petani hingga akhir 2024 sehingga mampu meningkatkan produktivitas di musim tanam ini. Apalagi pemerintah semakin mempermudah tata cara penebusan pupuk bersubsidi.

Baca Juga  Resmi Ditutup, 114 Orang Daftar Panwascam di Kabupaten Gresik

Petani terdaftar cukup datang ke kios resmi dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Masih ada sisa alokasi. Di musim tanam Oktober-Maret silakan petani terdaftar memaksimalkan, karena pupuk sudah tersedia di lapangan,” katanya.

Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Permentan Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan), menggarap lahan maksimal dua hektare.

Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi sembilan komoditas saja, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.

Bagi petani yang memenuhi syarat sebagai penerima pupuk bersubsidi, tetapi belum terdaftar dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), pemerintah juga memberikan kemudahan.Petani tersebut diharapkan segera mendaftarkan diri melalui kelompok tani (poktan) di daerahnya, karena e-RDKK bisa direvisi setiap empat bulan sekali di tahun berjalan.

Baca Juga  Petroport, Upaya PT Petrokimia Gresik Perkuat Inovasi Digital

“Bagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi, karena tidak termasuk dalam regulasi, Pupuk Indonesia sudah menyiapkan solusinya melalui pupuk nonsubsidi yang juga bisa didapatkan di kios-kios,” kata Tri.  (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *