Sekam Bakar Dusun Tempuran Jember Kini Tembus Jepang dan Korsel

JATIMPEDIA, Jember – Banyak potensi desa yang sepele namun bernilai ekonomi tingi jika dilempar ke pasar global. Seperti sekam bakar yang diproduksi warga Dusun Tempuran, Desa Cakru, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember. Berkat kegigihan H Abdul Mutholib, sekam yang diproduksinya kini diekspor ke Korea Selatan dan Jepang.

Sekam produksi Jember ini diekspor melalui PT Aji Bakhu Anugerah di Gresik. Dengan ekspor ini, sekam yang selama ini dianggap barang murah karena mudah didapatkan di pedesaan, kini memiliki nilai ekonomi lebih.

Sekam bakar yang diproduksi H Abdul Mutholib mencapai 1 truk yang dikemas dalam 900 plastik. Masing-masing kemasan plastik beratnya 3 Kg. Sekam tersebut sudah dikirim ke gudang PT Aji Bakuh Anugrah di Gresik untuk dikumpulkan hingga volumenya mencapai 1 kontainer.

“Rencananya sekam dari Aji Bakhu Anugerah diekspor ke Korea Selatan pada Jumat 15 Nopember 2024 melalui Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Eko Rudi, Kasie PLI Bea Cukai Gresik yang selama ini melakukan pendampingan ke PT Aji Bakhu Anugerah untuk kegiatan ekspor ke Jepang dan Korsel.

Baca Juga  Arbi Siap Unjuk Gigi di JuniorGP Misano, Sabtu Besok

Abdul Mutholib, produsen sekam bakar dari Dusun Tempuran, Jember mengatakan, selama ini dia memproduksi sekam bakar untuk konsumsi lokal. Namun setelah dikenalkan bea cukai dengan PT Aji Bakhu Anugerah, akhirnya dia tertarik mempelajari sekam yang diinginkan di luar negeri.

“Kami berkenalan dengan pimpinan PT Aji Bakhu Anugerah saat pelepasan ekspor sekam perdana oleh Bupati Gresik Juni 2024. Selanjutnya kami bediskusi dan studi banding dengan H Subkhi Basyar, pimpinan PT Aji Bakhu Anugerah di pabriknya,” kata Abdul Mutholib.

Dari diskusi dan studi tiru tersebut, dia kemudian memproduksi sekam seperti yang diinginkan pembeli di Jepang dan Korsel. Kebetulan di Dusun Tempuran, H Abdul Mutholib  banyak penggilingan padi tetangga yang jarang terpakai.

Baca Juga  Bea Cukai dan Pemkab Pasuruan Musnahkan Jutaan Batang Rokok Ilegal

Kemudian, kata dia, sekam tersebut mulai diolah menjadi sekam bakar dan dikemas dalam kemasan 3 Kg. “Kebetulan Pak H Subkhi juga sempat mendatangi produksi kami dan menyatakan sekam yang kami produksi memenuhi syarat untuk diekspor. Kami juga mendapat asistensi tentang teknik pengolahan, pengemasan dan manajemen sumber daya manusia,” terang dia.

Shubkhi Basyar pemilik PT ABA mengatakan, pihaknya memang mendapat kontrak pembelian sekam bakar dari Jepang dan Korsel. Dalam sebulan dia mengirim 8 kali. Di setiap pengiriman, ia bisa mengirim 11 ton dalam sekali pengiriman.

“Sekali kirim 11 ton, dan dalam sebulan ada permintaan sekitar 8 kali. Ini akan berkesinambungan terus. Harapan saya bisa ekspor ke negara lain,” katanya.

Shubkhi Basyar menambahkan sebelum memulai bisnis sekam bakar, ia pernah mencoba untuk membuat arang dari batok kelapa. Namun, ia terus berusaha mencari bahan baku yang paling banyak di pulau Jawa selain batok kelapa yakni sekam atau gabah.

Baca Juga  Sri Mulyani Ajak Ribuan Pegawai Jadi Guru dalam Kemenkeu Mengajar Ke-9

“Ini dibuat untuk bahan sebagai pengeras baja di Jepang. Sebelumnya kita pakai batok kelapa, ternyata pakai sekam bisam jadi saya memulai memakai sekam bakar untuk di ekspor,” pungkasnya.

Shubkhi Basyar menambahkan sebelum memulai bisnis sekam bakar, ia pernah mencoba untuk membuat arang dari batok kelapa. Namun, ia terus berusaha mencari bahan baku yang paling banyak di pulau Jawa selain batok kelapa yakni sekam atau gabah.

“Ini dibuat untuk bahan sebagai pengeras baja di Jepang. Sebelumnya kita pakai batok kelapa, ternyata pakai sekam bisam jadi saya memulai memakai sekam bakar untuk di ekspor,” ujar H Subkhi. (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *