Penurunan Kinerja Ekspor Mobil Nasional Akibat Ketidakpastian Ekonomi Global
JATIMPEDIA, Jakarta – Penurunan Kinerja ekspor mobil nasional yang diakibatkan ketidakpastian ekonomi global yang melanda berbagai negara tujuan ekspor. Meski begitu, produsen otomotif nasional tetap berupaya memaksimalkan peluang di pasar global. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), ekspor mobil secara utuh (completely-built up/CBU) tercatat sebanyak 343.223 unit pada periode Januari-September 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana tercatat 379.506 unit.
PT Honda Prospect Motor (HPM) mengalami penurunan ekspor yang cukup signifikan, dengan penurunan sebesar 54,4% year-on-year (yoy) menjadi 9.187 unit per September 2024. Brio dan BR-V menjadi andalan ekspor HPM, dengan negara-negara tujuan seperti Vietnam, Brunei Darussalam, Bangladesh, dan Filipina untuk model BR-V, serta Filipina dan Brunei untuk model Brio. Sales & Marketing and After Sales Director HPM, Yusak Billy, menyebutkan bahwa penurunan ekspor ini dipengaruhi oleh lonjakan inflasi dan penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor Honda. Meski demikian, HPM masih melihat peluang untuk memperluas ekspor dengan memanfaatkan kebijakan moneter global yang lebih longgar, khususnya penurunan suku bunga acuan The Fed yang berpotensi memulihkan ekonomi global.
Di sisi lain, Toyota melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) justru mencatatkan lonjakan ekspor sebesar 26% yoy menjadi 121.658 unit hingga September 2024. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan adanya pemulihan pasar ekspor Toyota, terutama untuk model Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross, baik dalam varian konvensional maupun hybrid. Selain itu, Toyota juga mengekspor Fortuner dan Veloz ke berbagai negara, dengan Asia dan Amerika Latin sebagai pasar utama. Bob menambahkan bahwa Toyota Indonesia terus memperkuat ekspansi ekspor, tidak hanya ke negara-negara utama, tetapi juga ke pasar non-tradisional.
Hyundai melalui PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) juga mencatatkan peningkatan ekspor sebesar 22% yoy, mencapai 49.127 unit. Model yang diekspor adalah Hyundai Creta dan Stargazer, hasil produksi dari pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat. Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Ju Hun Lee, menjelaskan bahwa Hyundai telah mengekspor mobil dari Indonesia ke berbagai negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Amerika Tengah dan Selatan. Hyundai juga berencana untuk memperluas ekspor dengan mempertimbangkan model baru seperti all-new Santa Fe, meskipun saat ini fokus masih pada pasar domestik.
Meskipun tantangan global terus membayangi, para produsen otomotif di Indonesia tetap optimis untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor mereka, dengan memanfaatkan peluang di tengah pemulihan ekonomi global.(raf)