HUT Jatim Ke-79, Petrokimia Gresik Turut Perkuat Ketahanan Pangan di Jawa Timur
JATIMPEDIA, Gresik – PT Petrokimia Gresik mendukung terus berupaya memperkuat ketahanan pangan di Jawa Timur melalui penyediaan pupuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hingga September 2024, Petrokimia Gresik telah menyalurkan 4,68 juta ton pupuk bersubsidi, dengan 1,01 juta ton di antaranya disalurkan ke Jawa Timur.
Sebagaimana telah diatur dalam ketentuan, alokasi pupuk bersubsidi Petrokimia Gresik untuk Jawa Timur pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 1,92 juta ton. Jumlah ini mengalami penambahan 956.227 ton dari alokasi sebelumnya sebesar 963.847 ton untuk penyaluran sepanjang tahun 2024, guna meningkatkan produktivitas pertanian di Jawa Timur.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menyatakan, pihaknya telah menyalurkan pupuk bersubsidi nasional sebanyak 4,68 juta ton dari target 9,55 juta ton hingga 13 September 2024.
“Masih ada sisa empat bulan yang bisa kita optimalkan supaya bisa kita menyalurkan dan mengisi kebutuhan pupuk itu sendiri,” katanya di Gresik, beberapa waktu lalu.
Digna menuturkan, realisasi penyaluran pupuk sebanyak 4,68 juta ton tersebut apabila dilihat dari sisi addendum kontrak sudah terealisasi 71,2 persen dari alokasi penyesuaian anggaran tambahan Rp7,1 triliun atau 6,57 juta ton.
Sedangkan apabila dilihat dari target Kepmentan Nomor 249 Tahun 2024, realisasi itu baru mencapai 49 persen terhadap tambahan alokasi terbaru yang menjadi sebesar 9,55 juta ton. Dari jumlah 4,68 juta ton secara nasional, yang direalisasikan ke Jawa Timur adalah sebanyak 1,01 juta ton atau 53 persen dari target sebanyak 1,92 juta ton.
Sementara kondisi stok pupuk nasional sampai 13 September 2024, Digna menyebutkan, untuk pupuk subsidi yaitu Urea Sub adalah sebanyak 670.770 ton sedangkan NPK Sub sebanyak 554.696 ton atau mencapai 221 persen jika dibandingkan dengan ketentuan stok minimum yang ditentukan.
Untuk stok pupuk non subsidi yaitu Urea Non Sub adalah sebanyak 376.274 ton dan NPK Non Sub 90.112 ton. Kemudian untuk ketersediaan pupuk di Wilayah Jatim sendiri adalah sebanyak 166.655 ton meliputi pupuk subsidi yaitu Urea Sub 84.126 ton dan NPK Sub 44.859 ton serta pupuk non subsidi yaitu Urea Non Sub 32.521 ton dan NPK Non Sub 2.020 ton.
“Untuk stok pupuk subsidi Jatim itu setara dengan 170 persen kalau dibandingkan dengan ketentuan stok minimum yang ditentukan,” kata Digna.
Ditambahkan, alokasi subsidi pupuk tersebut akan disalurkan kepada 3,4 juta petani di seluruh Jawa Timur.
Guna menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di 39 kabupaten/kota di Jawa Timur, Petrokimia Gresik menyiapkan sejumlah fasilitas penunjang yaitu 66 gudang Lini III, 188 distributor dengan 5.875 jaringan kios/pengecer.
“Serta didukung oleh 56 petugas lapang yang akan memastikan semua petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan regulasi,” jelas Digna.
Dikatakan, penambahan pupuk subsidi bagi Jawa Timur, setelah pemerintah telah menetapkan alokasi subsidi pupuk secara nasional naik menjadi 9,55 juta ton atau meningkat 2 kali lipat dari yang sebelumnya 4,7 juta ton di tahun 2024.
Ia mengatakan bahwa penambahan alokasi subsidi pupuk ini tertuang pada Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024 dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 01 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Permentan Nomor 10 Tahun 2022.
“Kebijakan penambahan volume ini perlu disosialisasikan secara luas dan masif sehingga petani yang terdaftar dapat mengetahui dan menerima manfaatnya, selain itu pada pelaksanaan proses distribusi dan penyaluran atas tambahan volume alokasi pupuk bersubsidi ini harus diawasi dengan baik,” tutur dia.
Oleh karena itu pihaknya menggelar sosialisasi berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Jawa Timur, Ombudsman, dan Satgassus Pencegahan Korupsi Polri di Jawa Timur. Alokasi pupuk subsidi tersebut ditujukan kepada empat jenis, yaitu Urea, NPK, NPK Formula Khusus, dan yang terbaru adalah pupuk Organik.
Dengan dukungan pupuk yang mencukupi, pemerintah optimis produksi pangan di Jawa Timur, khususnya komoditas beras akan meningkat. Kementerian Pertanian bahkan telah menargetkan produksi beras di Jatim bertambah hingga 2.000.000 juta ton.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyebutkan, hingga kini, Jatim masih mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut- turut dari tahun 2020 – 2023. Jawa Timur berkontribusi sebesar 17,99 persen terhadap produksi padi nasional. “Capaian produksi padi Jawa Timur di tahun 2023 mencapai 9,7 juta ton-gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton,” terangnya.Adhy menilai peningkatan jumlah produksi padi yang dihasilkan dari pemilihan varietas disertai penerapan teknologi lainnya diyakini dapat berkontribusi meningkatkan produktivitas dan mutu hasil padi. Kemudian ketersediaan pupuk untuk petani dan pengairan yang baik di lahan para petani.
Penambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk petani Jatim ini, juga seiring dengan penetapan alokasi subsidi pupuk secara nasional yang bertambah sebesar 9,55 juta ton atau meningkat dua kali lipat dari yang sebelumnya 4,7 juta ton.
“Ini menjadi kabar gembira bagi para petani Jawa Timur. Yang kita harapkan dengan adanya penambahan alokasi pupuk bersubsidi ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Pj Gubernur Jatim.
Tambahan alokasi pupuk ini, juga akan meningkatkan produktivitas pertanian Jatim sehingga mempertahankan provinsi tersebut sebagai lumbung pangan nasional. Berdasarkan data, alokasi sebesar 1.920.074 ton tersebut akan disalurkan kepada 3,4 juta petani di seluruh Jatim.
“Pupuk menjadi penting untuk menunjang produktivitas hasil panen petani Jatim. Jika dilihat datanya, produksi padi di Provinsi Jawa Timur sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 9,71 juta ton GKG. Dan ini alhamdulillah adalah yang tertinggi secara nasional,” ujar Adhy Karyono.
Produksi padi Jatim 2023 tersebut, katanya lagi, mengalami kenaikan sebanyak 184,15 ribu ton GKG (1,93 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 9,53 juta ton GKG. “Kita optimis bahwa produktivitas ini juga akan meningkat di tahun 2024,” ujarnya pula.
Peningkatan produktivitas padi Jatim ini sangat penting. Sebab Jatim tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan suplai kebutuhan beras untuk warga Jatim. Tapi juga menopang suplai kebutuhan untuk 18 provinsi di Indonesia. (*)