Satu Jam Tiga Ton Ayam Ludes Dalam Tradisi Grebek Ayam Desa Sidowungu Gresik

JATIMPEDIA, Gresik – Sebanyak 3 ton ayam Desa Sidowungu Kecamatan Menganti, Gresik ludes dalam waktu 1 jam di kegiatan Grebek Ayam. Ayam yang dikemas dalam aneka masakan itu habis dinikmati ribuan pengunjung dalam kegiatan sedekah bumi di Lapangan Desa Sidowungu, Sabtu (28/9).

Kemeriahan pesta makan ayam ini menjadi momen menarik dalam sedekah bumi yang digelar rutin tiap tahun ini. Sebab, jumlah ayam yang dimasak tahun ini bisa memecahkan rekor dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2023 lalu, ayam yang disaikan hanya sekitar 2 ton.

“Alhamdulillah tahun ini kami menyiapkan 3 ton ayam yang dibantu para juragan ayam dan dermawan yang ada di desa kami,”kata Suedi, Kepala Desa Sidowungu Kecamatan Menganti di sela-sela kegiatan Grebek Ayam 3 Ton di Lapangan Desa Sidowungu, Sabtu malam.

Kades Sidowungu (pidato) bersama Camat Menganti Bagus Hari (kiri kades) dan Forkopimcam Menganti saat pembukaan Grebek Ayam Sabtu Malam

Dikatakan, ayam yang yang disiapkan sebelumnya ditimbang pada Sabtu pagi. Total ada 3 ton ayam yang sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya, ayam potong tersebut dibagikan kepada panitia yang ada di 16 Rukun Tetangga (RT) di Desa Sidoowungu. Masing-masing RT mendapatkan jatah 1,5 hingga 2 kuintal ayam potong.

Baca Juga  Gus Yani dan Bu Min Apresiasi Satgas Drainase Pompa Air Gresik

Oleh ibu-ibu di masing-masing RT, ayam tersebut dimasak sesuai selera RT yang mengolahnya. Ada yang dimasak model ayam goreng atau fried chicken, ada yang dibakar, dibikin sate, dimasak kuah kare, dipepes atau dibumbu kecap dan rempah.

Selanjutnya, kata Kades Sidowungu, ayam-ayam yang sudah tersebut dikumpulkan di lapangan desa pada pukul 17.00. Di lapangan sudah tersedia 16 lapak meja untuk menampung masakan ayam dari masing-masing RT. Selanjutnya menunggu pembukaan Grebek Ayam yang dibuka oleh Camat Menganti, Bagus Hari pada pukul 19.00.

“Setelah seremoni pembukaan acara Grebek Ayam, semua lapak membuka masakannya dan melayani pengunjung yang hendak menikmati aneka masakan ayam secara gratis. Ya gratis tidak diperjualbelikan karena ini momen ungkapan syukur warga desa kami yang sudah diberi keberkahan rezeki dari Sang Pencipta,” terang Kades Suedi.

Baca Juga  Program PKH Inklusif Nawa Karsa Resmi Di Launching Bupati Gresik Gus Yani

Tidak menunggu lama, masakan itu langsung diserbu pengunjung yang dengan tertib mengantri di depan lapak untuk mendapatkan seporsi ayam.

“Kami datang dari Sidoarjo datang ke Sidowungu karena tertarik dengan acara Grebek Ayam ini. Alhamdulillah saya dapat ayam goreng dan ayam kare untuk saya nikmati bersama pacar,” tutur Sutriono, warga Krian, Sidoarjo yang datang bersama kekasihnya di Lapangan Desa Sidowungu.

Budaya tradisi selalu menarik untuk disimak di tengah-tengah peradaban modern. Mempertahankannya, berarti melestarikan warisan leluhur yang mulai tergerus oleh zaman.

Ibu ibu PKK Desa Sidowungu sibuk melayani pengunjung yang antri makanan ayam

Kades Sidowungu M Suedi menjelaskan, penyelenggaraan Grebek Ayam ini sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya leluhur yang hampir punah karena peradaban zaman. Tasyakuran Grebek Ayam dan sedekah bumi ini merupakan sebagai wujud syukur warga, untuk memperingati terbentuknya Dusun Sidowungu, yang di buat oleh para sesepuh desa kala itu.

“Untuk itu, momen tasyakuran ini adalah sebagai bentuk rasa terimakasih pada danyang (sesepuh) desa yang hingga kini masih ikut menjaga kelangsungan hidup warga,” ujar Suedi.

Baca Juga  XL Axiata Beri Apresiasi Para Ibu hingga Paket Ramadan Mulai Rp3 Ribu

Camat Menganti, Bagus Hari yang hadir bersama Forkopimcam Menganti mendukung kegiatan Grebek Ayam yang digelar warga Desa Sidowungu. Grebek Ayam ini sebagai sebuah tradisi kearifan lokal yang positif sebagai bentuk kepedulian sosial warga desa kepada sesama dengan membagikan ayam secara gratis.

“Kami dukung tradisi ini. Selan menggerakan perekonomian warga Menganti dan sekitarnya, ini sekaligus sebagai promosi ke luar kecamatan bahwa Desa Sidowungu merupakan sentra pedagang ayam yang berlangsung secara turun temurun,”terang Bagus Hari. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *