PT Smelting Paparkan Pelestarian Lingkungan di Ajang ICCEF di Balikpapan

JATIMPEDIA, Balikpapan – PT Smelting berpartisipasi dalam kegiatan Indonesian Climate Change Expo & Forum (ICCEF) 2024. Semangat Konservasi disampaikan oleh Senior Section Manager of GA PT Smelting, Sapto Hadi Prayetno.

Paparan bertajuk Smelting Melawan Kepunahan itu disampaikan di hadapan ratusan undangan yang hadir Atrium E-Walk Mall Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sapto menjelaskan kesuksesan program mempertahankan keanekaragaman hayati, yakni yakni delapan anak Elang Jawa berhasil dikembangbiakan bersama Taman Safari Indonesia (TSI), satu diantaranya yang diberi nama Jelita, telah dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Kemudian PT Smelting juga berhasil mengembangbiakkan enam Komodo hasil pengembangbiakan berhasil dilepasliarkan sesuai habitat aslinya di NTT.

PT Smelting juga berhasil melakkan pemuliaan genetik Sapi Bali, 5 anakan hasil inseminasi Banteng Jawa DNA Sapi Bali telah lahir.

Baca Juga  PG Dukung Pemulihan Desa Agrowisata Keliki di Gianyar Bali

Selain itu ada juga 50.000 pohon mangrove dan telah manjadi hutan mangrove yg luasnya mncapai 5 Hektar.

Semoga semangat konservasi yang dilakukan PT Smelting bisa menginspirasi gerakan bersama untuk Indonesia yang lebih baik.

ICCEF Expo & Forum 2024 merupakan program tahunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Mengusung tema Industrialisasi Berkelanjutan & Gaya Hidup dalam Program untuk Perubahan Iklim untuk Lintas Generasi, kegiatan yang dilakukan pada tanggal 20-22 September 2024 ini bertujuan untuk mensukseskam target Folu Net Sink 2030, menurunkan gas rumah kaca 41% dengan kolaborasi bersama para pihak.

Dalam kesempatan itu, Sapto menyampaikan apa saja program yang telah dicapai oleh PT Smelting. Mulai dari konservasi mangrove di Pangkah Kulon, Ujung Pangkah Gresik, Desa Wisata Balik Ka Bumi, serta pelestarian hewan-hewan yang terancam punah yang meliputi Elang Jawa, Banteng Jawa, dan Komodo.

Baca Juga  Sambut HUT RI, Bule Ekspatriat Smelting Ikut Lomba Giring Bola Mata Tertutup Contong

“Kami memproses bahan tambang tidak terbaharukan untuk produk tembaga, untuk itu kami berkewajiban untuk mengembalikannya ke alam dengan melakukan kegiatan konservasi untuk perlindungan flora dan fauna endemik Indonesian (keanekaragaman hayati),” tutup Saptohadi Prayetno. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *