Semester I, Realisasi Investasi di Jatim Capai Rp 71,7 Triliun

JATIMPEDIA. Surabaya – Realisasi investasi Jawa Timur (Jatim) semester I 2024 mencapai Rp 71,7 triliun yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 27,6 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 44,1 triliun.

“Realisasi PMA pada semester ini mengalami penurunan, sebaliknya realisasi PMDN mengalami pelonjakan signifikan dimana share PMDN mendominasi total realisasi sebesar 61,5 persen sedangkan share PMA sebesar 38,5 persen,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Timur Dyah Wahyu Ermawati.9

Menurut Erma, capaian realisasi semester ini meningkat 17,3 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Lebih lanjut, realisasi investasi semester ini menyerap tenaga kerja sebanyak 140.117 orang dengan rincian 37.262 orang tenaga kerja asing dan 102.855 orang tenaga kerja indonesia.

Baca Juga  Hingga November, BP Tapera Salurkan Dana FLPP Rp 21 Triliun

“Realisasi Investasi Jawa Timur menduduki peringkat ketiga secara kumulatif semester I 2024 setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Di posisi selanjutnya ada Sulawesi Tengah dan Banten. Kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di semester ini sebesar 8,6 persen,” terangnya.

Lebih lanjut Erma mengatakan, kontributor tertinggi realisasi investasi secara total PMA dan PMDN adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi mencapai Rp 11,7 triliun.

Kemudian pertambangan Rp 9,4 triliun, industri makanan Rp 8,5 triliun.

Selain itu Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 5,9 triliun.

Serta perumahan, kawasan, industri dan perkantoran Rp 5,8 triliun.

“Untuk Lokasi penyumbang terbesar meliputi Kabupaten Gresik Rp 20,7 triliun, Kota Surabaya Rp13,9 triliun, Kabupaten Sidoarjo Rp 8,4 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp 5,7 triliun dan Kabupaten Kediri Rp 2,9 triliun,” jelasnya.

Baca Juga  Khofifah Berangkatkan Jatim Run For Heroes 2022

Kontributor tertinggi realisasi investasi PMDN adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 10,9 triliun.

Kemudian perumahan, kawasan, industri dan perkantoran Rp 5,6 triliun.

Perdagangan dan reparasi Rp 5,1 triliun. Industri makanan Rp 4,0 triliun serta industri kimia dan farmasi Rp 2,3 triliun.

“Untuk lokasi penyumbang terbesar meliputi Kota Surabaya Rp 12,5 triliun, Kabupaten Sidoarjo Rp 6,5 triliun, Kabupaten Gresik Rp 6,2 triliun, Kabupaten Kediri Rp 2,8 triliun dan Kabupaten Probolinggo Rp 2,2 triliun,” terangnya.

Kontributor tertinggi realisasi investasi PMA adalah sektor pertambangan Rp 8,9 triliun, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 5,0 triliun, industri makanan Rp 3,4 triliun, industri kimia dan farmasi Rp 2,4 triliun, serta perdagangan dan reparasi Rp1,2 triliun.

Baca Juga  Peternak Sapi Tolak Vaksin, Wagub Minta Pembatasan

“Sedangkan lokasi penyumbang terbesar meliputi Kabupaten Gresik Rp 14,5 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp 3,8 triliun, Kabupaten Sidoarjo Rp 1,9 triliun, Kota Surabaya Rp 1,4 triliun, dan Kabupaten Bondowoso Rp 0,9 triliun,” jelasnya.

Realisasi Investasi PMA Amerika Serikat merupakan penyumbang terbesar dengan share 44,3 persen.

Disusul Hongkong (RRT) 12,0 persen, kemudian Singapura 11,3 persen, Jepang 6,2 persen dan RR Tiongkok 5,5 persen. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *